Bless…. Saya menggigit bibir bawah, akhirnya jarum tersebut benar-benar masuk di pembuluh darah bagian siku saya. Rasa hangat mengalir mulai dari kepala sampai ke ujung kaki. Rasa takut dan keringat dingin benar-benar hilang setelah apa yang saya takutkan sudah dilakukan. Jarum sudah masuk dan darah mulai mengalir pada kantong yang ditaruh ditempat rendah dari tempat saya berbaring.
Saya lirik anak saya yang sedari tadi melihat kelakuan saya, ada senyum tipis kepuasan dari bibir anak saya. Ada kebanggaan yang tersungging dari senyuman anak saya tersebut, bangga kalau bapaknya turut serta berbuat sesuatu buat temanya, buat sesama yang membutuhkan.
Petugas mengatakan golongan darah AB gampang-gampang sulit mencarinya. Malah tergolong langka, katanya sambil memeriksa kantong darah yang sudah mulai terisi.
Golongan darah A berarti seseorang memiliki sedikitnya satu kelompok gen darah A. Tipe darah A hanya memiliki antigen A, kata petugas PMI.
Seperti halnya dengan golongan darah B yang hanya memiliki antigen B, sementara golongan darah AB memiliki antigen A dan B, serta golongan darah O memiliki antigen A atau B pada permukaan sel darah merahnya.
Jika memberi darah golongan A kepada pasien yang bergolongan darah B, tubuhnya akan memberi respon imun dengan cara menyerangnya karena dianggap sebagai musuh. Begitupun sebaliknya. Maka harus berkali-kali dichroscek ulang dan prosedural khusus dalam memberikan tranfusi darah.
Kami hanya berharap semoga darah yang barusan terambil segera bisa ditranfusikan. Sehingga penyakit ITP (Immunologic Thrombocytopenia Purpura) yang diderita teman anak saya segera diangkat. Penyakit ITP yang diderita tersebut disertai gejala awalnya mudah memar dan mudah berdarah, timbul bintik-bintik kemerahan pada kulit, pendarahan yang sulit berhenti pada luka kecil, buang air kecil kemerahan. Sering mimisan dan gusi berdarah, mudah kelelahan, pada perempuan sering mentruasinya lama berhenti.
Semoga teman anak saya segera diberikan kesembuhan, Allah mengangkat penyakitnya dan segera bisa mengikuti UAN seperti halnya anak saya. Pengalaman pertama donor darah ini pengalaman yang luar biasa bagi saya, pengalaman dimana orang tua tak selalu benar dan terkadang kita harus belajar pada anak sekalipun, pengalaman tentang berbagi, tentang keilkasan, pelajaran kepada saya bagaimana seandainya saya menjadi pasien dan harus bagaimana memperlakukan pasien. Luar biasa.
*) Tulisan ini saya tulis menjelang 2 minggu sebelum anak saya mengikuti UAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H