Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Terjadi Longsor Susulan, Evakuasi Bencana Longsor di Banaran Dihentikan

10 April 2017   20:16 Diperbarui: 11 April 2017   04:00 2743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maya Mistriana, berusaha tegar di situasi dukanya

longsor susulan sampai sektor D sehingga prsoses Evakuasi dihentikan, dan ditetapkannya zona merah
longsor susulan sampai sektor D sehingga prsoses Evakuasi dihentikan, dan ditetapkannya zona merah
Pada hari ini jam 11:47 masih terjadi longsor susulan (Minggu, 9 April 2017). Di saat team evakuasi terus berusah mencari jenazah yang masih terkubur.  Tanah bergerak dari sector A menuju ke sector B, C, bahkan melewati sector D dimana lahan yang tadinya aman. Mobil polisi terjebak tertimbun separo beserta 2 anjing pelacak,  5 motor relawan terkubur, 1 alat berat eskavator terkubur, serta 2 rumah warga tertimbun.

Sore harinya didapatkan kabar jika Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memerintahkan penghentian proses evakuasi tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo. Kawasan tersebut dinyatakan zona merah. Keputusan ini diambil setelah terjadi lonsor susulan siang tadi. Karena bisa membahayakan tim SAR. Penetapan area Balai desa dan area sekitar SD Banaran untuk zona merah, tidak boleh untuk dihuni maupaun lahan pertanian.

Menurut anggota satgas yang saat itu berada di sekitar kamar jenazah rapat diikuti oleh BPBD Jatim, BPBD Kabupaten Ponorogo, Bupati Ponorogo, Kapolres Ponorogo, Dandim, Basarnas, Kepala Dasa, Kepala Dusun serta warga setempat.

Untuk agenda berikutnya adalah mengevakuasi satu alat berat dan menarik mobil anjing pelacak (K-9), kemudian fokus di penanganan untuk mengalirkan lumpur ke sungai.

Fokus selanjutnya relokasi, penanganan warga terdampak secara fisik dan psikologis, jelasnya.

#PrayBanaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun