Ponorogo, 1 April 2017
Aulia terus menangis histeris di posko I kesehatan yeng bertempat di rumah kepala desa. Dia terus berontak memanggil ayah ibu dan adiknya. Dia sepulang baru saja pulang sekolah dari Ponorogo dan didapatinya rumah kediamanya sudah tertimbun tanah dan lumpur mencapai puluhan meter. Petuga posko kesehatan yang dikomandani dr Endah terus menenangkannya.Â
Selain Aulia masih ada Ismiayati yang duduk tak jauh darinya dia harus kehilangan mertuanya yang saat kejadian sedang didulang (disuapi) makanan, ada bude, pak de dan anak tirinya juga ikut tertimbun. Dia bisa selamat karena waktu menyuapi mertuanya berada di ruangan depan.
Mas Toyo juga kehilangan istri anak dan ayah ibunya. Dia sepulang dari merumput sudah mendapati rumah yang ditingalai keluarganya sudah tertimbun lebih 5 meter dari tempatnya dia mengungsi.
Kejadian tanah longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Ponorogo tersebut terjadi sekitar  07.40 wib. Sebenarnya beberapa hari ini sudah trjadi retakan di daerah Banaran Tangkil (bagian ujung bukit). Sore kemarin mas Bayus pegawai Badan Penanggulangan Bencana sempat bercerita kalau hari ini rencananya akan memasang tenda dan barak pengungsian di daerah Banara Tangkil menambahi tenda darurat yang sebelumnya sudah dipasang. Tak tahunya pagi sudah terjadi longsoran.
Menurutnya penduduk di sekitar retakan sudah diberi sosialisasi, namun kalau malam tidur di barak dan pagi kembali beraktifias di rumah dan kebun masing-masing.
Menurut pak Sukiran sebenaranya sudah ada firasat akan terjadi bencana, dan sebagian penduduk mencari orang pintar. Pesan orang pintar tersebut akan terjadi bencana hebat pada hari Sabtu Legi (hari ini), kabar tersebut sudah menyebar di daerah Tangkil namun banyak orang yang mengangap remeh. Bahkan ada proyek pemanen jahe yang pekerjaanya dari luar daerah Banaran sebanyak 15 orang jadi kurban.Â
Sementara sampai sore tadi jumplah orang yang hilang 29 orang ditambah pekerja pemanen jahe 15 orang. Sedangkan rumah tertimbun sebanyak 32 rumah. Longsoran dimulai dari ujung bukit yang berada di dusun Tangkil, longsoran itu menuju jalan sepanjang sungai, semakin kebawah tanah yang terkena longsoran ikut longsor juga. Â Seperti tanah yang mengelupas kata pak Sukiran dan disertai suara gemuruh penduduk yang berada di lembah (sekita sungai) tak sempat melarika diri karena terkepung longsorang dari belakan dan kana-kiri.
Menurut Andi team relawan, kegiatan malam ini hanya sebatas menungu bantuan alat berat dari bawah. Sementara jalan menuju desa Banaran sangat sempit sehingga sulit untuk mengankut alat berat. Mobil kecil saja harus berganian jalan bial berpapasan. Dan kemungkinan kurban tertimbun yang selamat sangat kecil. Namun tak mengurani tekadnya untuk bekerja keras untuk evakasi. Mednung tebal dan sungai yang terbendung logsoran bisa sewantu-waktu membawa tanah longsoran semakin ke bawah. Untuk itu warga di sekira bawa longsoran sudah diungsikan.
Menurut kabar terakhir team forensik dari Polda Jatim juga sudah menuju Ponorogo, dan segala sesuatunya sudah dikordinasikan anatas lintas sektor. Semoga esok hari cuaca mendukung sehinga proses evakuasi bisa berjalan lancar dan cepat.
*) fray banaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H