“Ini teh panasnya di minum mas, istirahatlah sebentar di VK sudah antri pasien eklamsi dari Pacitan..” kata Diana sambal menyodorkan segelas teh panas.
Aku langsung tidur terlentang pada tempat tidur yang biasa dipakai pasien pulih sadar paska operasi. Suara hiruk pikuk sekitarku tak ku hiraukan lagi, aku harus simpan tenaga untuk operasi selanjutnya.
“Mas bangun pasien sudah dibius di meja operasi…” suara Diana membangunkanku. Meski hanya 10-15 menit bisa terlelap sangat bersyukur. Badanku terasa segar, bau aroma terapis masih terasa, baunya enak tidak nyegrak sehingga aman masuk kamar operasi.
“Masuk angin ya mas..” sapa teman penata anestesi karena bahu harum minyak Kayu Putih Aromatherapy Rose dari Diana. Aku mengangguk dan segera cuci tangan siap-siap operasi.
Sebelum cuci tangan kulihat Diana mengoleskan minyak kayu putihnya pada leher dan maskernya.
“Tambah lagi mas, ini…” sodornya. Taka da pilihan lain selain mengiyakan. Menurut Diana dia selalu bawa minyak Kayu Putih Aromatherapy tiap kali jaga terlebih malam seperti ini. Sambil cuci tangan Diana mengatakan untuk mengusir bau busuk atau amis ketika operasi, meski ada ex-house dia mengandalkan minyak kayu putihnya yang dioles tipis diujung hidungnya.
“Kehidupan harus terus berlanjut, kita hanya berusaha Tuhan yang menentukan, minyak Kayu Putih Aromatherapy jadi andalan.” bisik Diana sambal menata instrument operasi. Kami hanya menjalankan tugas.
Aku hanya tersenyum melihat semangat Diana dan teman-teman yang berada di kamar operasi. Mereka didedikasi tinggi untuk berbuat sesuatu dengan cepat, kuat, dan cekatan berlomba dengan malaikat maut. Tak kenal waktu, tak kenal libur, dan tak pandang bulu.
Aku sering mengalami hal beginian mual, muntah-muntah, kembung, punggung kayak robot nyeri sekali. Kejadian beginian juga sering dialami teman-teman kami di kamar operasi, hembusan AC yang mengenai punggung atau tengkuk sering kalimenjadi penyebab. AC sudah ditempatkan sedemikan rupa, namun posisi operasi tidak melulu pada tempat yang sama. Punggung dan tulang belakang rentan dan sensitif, disitu pusat berkumpulnya syaraf-syaraf utama dari otak.
Pengalaman pahit, ketika semalaman bekerja dan terkena hempasan AC paginya langsung aku pijatkan, bukanya sembuh namun tambah nyeri hebat. Karena panic langsung menuju poliklinik fisioteraphy, di sana dilakukan penyinaran tehnik pemanasan. Sepulangnya malah luar biasa sakitnya. Teryata otot-otot da syaraf menjadi lebam dan bengkak karena rangsangan dan pijatan dan penyinaran tersebut.
Pengunaan AC dan kipas angin yang kurang seksama juga bisa menyebabkan gangguan syaraf seperti Bell’s Palsy berupa kelumpuhan wajah sesisi orang umum bilang perot, Sering dialami para sopir jaman dulu atau para penumpang yang dulu terkena hembusan angina langsung dari samping. Mirip orang stroke tapi hanya daerah leher ke atas. Biasanya rangsangan hembusan udara masuk lewat lubang telinga, di dalam telinga nyaris syaraf terbuka. Akibat rangsangan ini kejadian tersebut bisa teralami.