Ponorogo, 1 Agustus 2016
Memasuki usianya yang ke-520 tahun, Ponorogo terus memantapkan diri dan berbenah. "Berbenah Menuju Ponorogo yang Lebih Maju, Berbudaya dan Religius" itulah slogan yang didengungkan.Â
Sebagai awal prosesi hari jadi Ponorogo ke-520, tadi pagi digelar ziarah di komplek makam Raden Katong di Setono Kota Lama. Bupati didampingi Forpimda dan tokoh-tokoh keagamaan di Ponorogo. "Kita berdoa di makam beliau-beliau yang berjasa pada Ponorogo ini tujuannya semoga Alloh memberi ampunan atas segala dosa dan kekurangan beliau, beliau-beliau adalah penyebar agama Islam di Ponorogo," ujar Bupati.
"Masjid kota lama itu insya Allah masjid tertua di Jawa Timur. Masjid tersebut dibangun pada saat para utusan Demak Bintoro datang di Ponorogo. Kala itu Raden Katong, Ki Ageng Mirah, dan Patih Seloaji sebagai pemrakarsa," jelas Bupati kepada awak media.
Seperti diketahui, Raden Katong adalah adik dari Raden Patah. Beliau anak dari Prabu Brawijaya. Beliau diutus Raden Patah ke Ponorogo untuk menyebarkan agama Islam, meredakan pemberontakan laskar Majapahit yang masih setia dengan pemerintahan lama sekaligus membentuk pemerintahan Islam di Ponorogo (Jawa Timur) daerah selatan Gunung Lawu merajuk sampai laut Selatan sebagai wilayah.
Ponorogo kota santri adalah kebanggaan, sejarah telah tertoreh sedari awal. Banyaknya santri dari luar daerah yang belajar di pondok-pondok pesantren di Ponorogo merupakan bukti bahwa Islam sudah berkembang bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam di Jawa Tengah, tutur Bupati. Bukan maksud lain prosesi hari jadi ini adalah bentuk rasa syukur pada beliau-beliau yang berjasa kepada Ponorogo dan penyebar agama Islam di Ponorogo. Prosesi ini juga menjadi barometer kemajuan Ponorogo dari masa ke masa, imbuh Bupati sebelum meninggalkan komplek makam Setono.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H