Balihonya nyentrik dan gokil habis. Baliho yang biasanya berisi pesan layanan masyarakat tentang pelestarian hutan, pesan dari atas ke bawah (pemerintah kepada rakyat) diganti dari bawah ke atas (dari rakyat kepada pemerintah).
"Selamat datang di kampung pisang"
"Sory perjalanan Anda terganggu"
"Kami muak, kecewa, omong kosong, geregetan"
Pesan yang ditulis dengan warna merah. Warna yang biasa dipakai untuk tulisan warning.
Ada apa??
Penasaran, ingin melihat apa yang terjadi. Perjalanan saya lanjutkan, begitu pula rombongan mobil plat B Â yang berada di depan saya.
Ini adalah jalan kabupaten, jalan yang menghubungkan antara kecamatan Mlarak dan Pulung. Jalan yang posisinya tak jauh dari pondok pesantren Gontor, tepatnya di sebelah timur. Jalan strategis, jalan pintas menuju ke Pulung atau Sooko dari arah Trenggalek ataupun Pacitan.
Kampung pisang? Aneh karena di daerah ini dulu hanya ketela yang bisa tumbuh, karena daerah kering di pinggiran hutan (perkebunan) kayu putih.Â
Kira-kira setengah kilo meter baru saya dapatkan jawaban. Ketika rombongan mobil di depan saya mulai oleng ke kanan dan ke kiri. Beberapa diantaranya memperlambat laju kendaraannya, bahkan berhenti untuk foto-foto.