Perlahan saya seruput.. Rasa asam tak lagi menyengat, perpaduan dengan manisnya gula pas. Asamnya seperti asem kawak (asam yang sudah ditimbun lebih setahun) sehingga rasa masamnya sudah banyak yang hilang. Perlahan wedang asam ini mengaliri kerongkogan, rasa gatal ditenggorokan disapu olehnya. Sesampainya di lambung masih terasa hangatnya, tak ada rasa perih meski sedari siang perutku belum sempat terisi. Hangat badan terasa meski dimasuki barang asam.
Saya sudah familier dengan minuman ini, zaman kecil saya ikut nenek saya. Setiap kali saya sakit panas atau flu dibikinkan wedang asem kawak. Hanya saja oleh nenk ditambahi kunyit sedikit katanya buat turun panas.
[caption caption="wedang jae asem"]
[caption caption="wedang asem jahe"]
Rasa wedang asem jahe inipun luar biasa, begitu memasuki mulut, kerongkongan, sampai lambung, badan terasa hangat. Perlahan bulu kudu yang tadinya berdri terhipnotis kembali menempel pada kulit. Sampai kelupaan kalau baju yang saya pakai setengah basah karena kehujanan sebelum berteduh di warung ini.
[caption caption="Nasi bakar kemangi"]
[caption caption="puyuh goreng"]
[caption caption="aneka macam gorengan dan lauk"]
Nasi bakar, saya langsung mengambil nasi bungkus yang di dekat penjualnya, daun pisangnya sebagian gosong hijau kehitaman, asap bekas bakaran masih kedul-kedul (keluar). Saya mengambil satu yang saya taruh pada piring anyaman rotan, perlahan saya buka bahu harum kemangi begitu menggoda, harum kemangi yang sudah lau akibat dibakar, sambal tomat terinya menjadi semakin meggoda. Nasi uduk, kemangi, sambal tomat dan teri menyatu dalam harum daun pisang yang dibakar.
Bermacam-macam lauk seperti burung puyuh, tahu bacem, tempe bacem, bakwan, dan goregan khas jogja lainya. Tingal pilih dan tingal ambl, dan nati tinggal bilang ke penjualnya apa saja yang dimakan. Sebaiknya jujur, kalaupun tidak jujur penjualpun gaka bakalan tahu tapi dosa.
[caption caption="tahu arab, ati arab"]