Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikmati Racun Kopinya Nugroho Wijsoencoffee

3 Maret 2016   13:34 Diperbarui: 4 Maret 2016   06:11 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika saya tanya apakah dikasih buah lemon atau anggur ketika membikinnya, dia menggeleng dan menyatakan bukan. Aroma lemon atau anggur dalam kopinya adalah asli. Kopi tersebut baru saja dia dapatkan dari petani di luar Jawa. Di kedainya dia menjual banyak jenis kopi yang berasal dari pelosok nusantara. Papua, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi Toraja, Bali, Sumatra, dan dari varietas dari Jawa juga ada. Malah ada pula kopi yang dia dapatkan suda dalam kemasan produk luar negeri.

Aroma kopi adalah menunjukan dai mana kopi berasal, atau lokasi kebun kopi. Ketika saya ceritakan bahwa di area belakang rumah orang tua saya banyak tumbuh kopi. Kopi yang dekat pohon nangka aromanya seprti buah nangka, sedang yang di sekitar tanaman jeruk nipis aromanya seperti jeruk nipis. Mendengar cerita saya mas Nugroho mengungkapkan, bisa jadi begitu. 

Tanaman serta letak geografis kopi akan menentukan rasa dan aroma meski jenis bibit kopinya sama. Banyak jenis kopi seperti arabika, robusta dan lain sebagainya itu ibarat beras bagaimana cara memasaknya (mengelola), dan cara membumbuinya yang menjadikan kopi menjadi mahal dan tidaknya. Berkualitas atau tidaknya.

Dia juga menceritakan  Indonesia adalah penghasil kopi nomor 4 di dunia. Brazil, Vietnam, Colombia dan Indonesia. Kualitas kopi Indonesia tidak kalah dengan kopi luar negeri. Kopi-kopi terbaik Indonesia dibawa (dijual) keluar negeri, sedangkan yang tertinggal di Indonesia adalah kopi kualitas rendahan. Terutama kopi-kopi curah yang beredar di pasar-pasar. Kopi-kopi kualitas tinggi tersebut diekspor ke luar negeri dan kopi tersebut kembali diimpor oleh orang Indonesia dengan lebel luar negeri yang harganya menjadi berlipat-lipat.

Nugroho Wijsoen juga mensinyalir kalitas kopi sachetan juga kebanyakan kualitas rendah. Dia mencontohkan kopi robusta yang sudah di sangrai (digoreng) dalam 250 gramnya dihargai 40-50 ribu. Sedangkan kopi sachetan yang dilebel robusta dihargai 8-10 ribu per sachet yang berisi 250 gram. Kopi dari mana??? Nugroho hanya geleng-geleng sambil bercerita.

Belum lagi kopi-kopi sachet yang beredar dikios-kios yang dihargai 750 sampai seribu percachet. Kopi jenis apa???

Menurut ceritanya lagi kopi-kopi yang beredar di Indonesia berasal dari kopi curah yang didatangkan dari Vienam, baik lewat jalur ilegal maupun legal.

Hal inilah menurutnya yang membuat petani koi Indonesia frustasi lalu membabati kopinya diganti tanaman lain yang lebih produktif. Padahal kopi Indonesia memmpunyai kualitas yang sudah diakui pecinta kopi dunia.Sistem distribusi dan tata keola saja katanya yang membuat jadi begini. Terlanjur salah.

Nugroho sering berkeliling ke kampung-kampung untu mencari kopi langsung dari petani, dia minta membelinya dan dia kelola dengan caranya da suatu saat sebagian kopi tersebut dibawa ke petani penanamnya tapi sudah dalam keadaan siap seduh. Para petani tersebut sudah lupa dan keheraanan saat merasakan kopinya yang telah diproses oleh Nugroho. Ini adalah salah satu cara Nugroho untuk meyakinkan para petani kopi agar tidak menebangi dan tidak mengganti dengan tanaman lain.

[caption caption="jenis jenis kopi yang diberikan oleh Nugroho sambil menungu hujan reda"]

[/caption]

[caption caption="cara orang vietnam menikmati kopi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun