Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Sholeh dan Cerita Lombok Naik Pesawat di Berau (6)

20 Januari 2016   22:12 Diperbarui: 20 Januari 2016   22:15 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gimana mas?" kata mas Radja.

"Cari masakan Lamongan, bebek goreng atau apa gitu mas yang khas Jawa yang mudah di cari...." jawab saya.

"Langsung dekat pelabuhan saja, pelabuahan tempat kita turun dari Derawan kemarin, disana ada penjual begituan..." seloroh bang Dale yang asalnya dari Berau juga.

Mobil kami tepikan dan parkir tepat di depan warung tenda, ada warung tenda berjajar dengan menu masakan yang mirip, kami memilih yang paling ujung yang lebih mudah untuk memarkir mobil dan terlihat sepi dengan harapan segera terlayani. Lapar sudah mendera...

"Pesen apa mas?" tanya lelaki yang berjalan dari tempat penggorengan menuju tempat kami duduk, aksen suaranya medok seperti orang Jawa.

"Onone opo pak?" tanya saya.

"Sampeyan wong Jowo ya mas..... ono bebek, ayam, bawal, ikan putih...." jawabnya.

"Ojo takon lele nek kene, kene ora ono sing doyan lele..." katanya lagi sambil tersenyum, yang maksudnya jangan pesan ikan lele karena di Kalimantan tidak ada yang mau (doyan) ikan lele.

"Aku tak nyobak bawal wae pak.... waleh bebek towo ayam wae...." jawab saya. Saya memesan ikan bawal goreng karena sudah jenuh dengan bebek dan ayam. Mas Radja dan Bang Dale pesan bebek goreng, sedangkan mas Arif dan mas Eka memesan ayam goreng.

Tak lama kemudian makanan yang kami pesan sudah siap dan dihidangkan, bau harum masakan khas Jawa akhirnya bisa segera kami rasakan.

"Asli ngendi pak?" tanya mas Eka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun