Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkejaran dengan Matahari di Belantara Kalimantan (3)

18 Januari 2016   19:24 Diperbarui: 19 Januari 2016   04:38 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agenda yang sudah terjadual harus dipatuhi baik tim penyelenggara maupun peserta. Schedule sudah matang dan telah diedarkan via email untuk dipatuhi dan dipahami. Bila terpaksa berubah harus dipikir masak-masak dan segera dicarikan penyelesainya. Sekali salah di awal akan mempengaruhi kegiatan selanjutnya. Tentunya membuat kacau dan semrawutnya langkah selanjutnya. Bumi Kalimantan tak sesimple kondisi Jawa, kondisi geografis dan kondisi budaya harus disikapi sebijak mungkin.

Kapan harus bangun, kapan harus makan, kapan harus berkumpul, dan kapan harus memulai perjalanan semua harus tunduk pada road captain (pemimpin rombongan perjalanan). Dalam perjanjian semua sudah tertera akan mengikuti prosedur dan mengikuti semua kegiatan sampai tuntas.

Kapan harus melaju, kapan harus mengerem, kapan harus berhenti, dan kapan harus beristirahat diperhitungkan dengan betul. Bumi Kalimantan alamnya tak seramah bumi Jawa yang nyrais hidup dalam 24 jam. Bila kemalaman dalam perjalanan di hutan belantara resikony semakin tinggi, medan yang berat, dan faktor keamanan menjadi pertimbangan meski petugas keamanan selalu mengawal sedari awal sampai akhir perjalanan.

Jam sekian harus sudah sampai di lokasi tertentu, jam sekian harus meninggalkan loksi tertentu. Jam sekian harus ikut kegiatan dan jam sekian harus sudah mengakhiri kegiatan. Kami selalu diingatkan dan dipacu oleh pemimpin lewat radio komunikasi di tiap mobil risers.

Mengapa demikian??

Karena kecerobohan seseorang akan membuat kegagalan semua rombongan. Kebersamaan adalah keharusan, kepatuhan adalah mutlak kewajiban sebagai risers yang tergabung dalam satu kelompok etape.

Serasa Berkejaran Dengan Matahari Di Belantara Kalimantan.

"Risers Dua.... tambah kecepatan, Risers Dua..... tambah laju kendaraan, Risers Dua..... tambahi kecepatan jangan kalah sama risers perempuan......" suara radio komunikasi dari mobil belakang kami, belakang kami adalah para risers cewek yang jam mengemudinya luar biasa. Mendengar ejekan tersebut para risers yang lain mentertawakan team kami (team 2). Maksud kami ingin memandu para risers perempuan (kasihan) malah jadi bahan tertawaan.

Itu salah satu contoh bila salah satu team terlalu lamban, yang akibatnya bisa kemalaman diperjalanan.

"Riser Dua..... kurangi kecepatan Risers Tiga ketinggalan...... Risers Dua kurangi kecepatan sedikit romantis pada Risers Perempuan......" suara radio komunikasi, itu suara dari risers 1 yang berada di depan mobil kami. Risers 1 mengingatkan agar tidak ada team yang tertinggal. Risers 1 adalah para risers yang humoris dan layak mendapat predikat risers paling mesum, wakakakakakaka candaannya selalu membikin hidup suasana. Candaannya bikin cair suasana.

Ada saatnya bercanda dan ada saatnya kami serius, sering kali Mobil RC selalu mengingatkan untuk waspada, untuk berhati-hati terutama ketika ada kendaraan lain yang melintas dan membahayakan. Untuk berhati-hati bila melintasi perkampungan, karena pernah ada cerita bila menabrak hewan ternak betina harus menggantinya dengan sepuluh kali lipat. Dengan asumsi misalnya sapi betina akan beranak 10 dalam sekali hidup.

Serasa Berkejaran Dengan Matahari Di Belantara Kalimantan.

Sebagai penghoby potograpy saya berusaha mendapatkan poto, akal dan pikiran harus diperas dan sedikit licik. Saya selalu meminta mengemudi di pagi hari dan siang kepada teman satu team (team 2). Kesengajaan tersebut agar saya bisa memotret matahari di sore hari yang segera menghilang disaat rombongan kami pun berkejaran waktu agar tak kemalaman di perjalanan.

Poto-poto matahari di sore ini saya jepret dari jendela mobil ketika kendaraan terus melaju. Pengaturan kamera saya buat F-nya besar bukaan 22 dengan Iso saya bikin otomatis, lensa dalam posisi fokus tak terhingga, sedang kecapatan shuther saya bikin secepat mungkin untuk mengimbangi laju mobil yang rata-rata dengan kecepatan di atas 80 km/jam.

Dan usaha saya tersebut menghasilkan poto-poto diatas.

Serasa Berkejaran Dengan Matahari Di Belantara Kalimantan, agar tak kemalaman di jalan.

Apa yang kita rencanakan terkadang kenyataannya tidak seperti yang kita inginkan. Dalam perjalanan di belantara salah satu mobil risers media yang berada di belakang kehabisan bahan bakar, sementara kendaraan yang lain melaju. Radio komunikasi di team yang kehabisan bahan bakar tersebut mengalami kendala. Jauh dari perkampungan, jauh dari signal operator telokomunikasi. Baru ketahuan ketika absen berkala dari mobil RC (road captain) tidak mendapati tim media tersebut. Akhirnya semua mobil risers ditepikan berjajar di sebelah kiri mepet dengan as jalan dan berhenti untuk menunggu mobil rombongan yang tertinggal akibat kehabisan bahan bakar. Mobil perbekalan langsung kembali mengantar bahan bakar yang diwadahi jurigen. Kurang lebih 1/2 jam mobil perbekalan dan mobil yang tertinggal sudah merapat menjadi rombongan besar lagi. Perjalanan pun dilanjutkan lagi dengan konsekwensi kami kemalaman sampai ditempat tujuan.

Kebersamaan yang membuat kami bahagia. Perbedaan latar belakang agama, suku, bahasa, usia, pendidikan, pekerjaan bisa kami atasi. Semoga pertemuan dan kebersamaan merekatkan kami selamanya. Datsun Risers Expedition dan Kompasiana Blog Trip menyatukan kami dalam satu persaudaraan.

"Di Belantara Kalimantan Kami Ikrarkan Persaudaraan"

 

*) salam risers
*) salam njepret
*) kami bersaudara dan saling menjaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun