Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kompasianer-Datsun Risers Peduli Kesehatan Suku Dayak Miau Baru (2)

17 Januari 2016   16:09 Diperbarui: 17 Januari 2016   16:17 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   

Selain cuci tangan kami mengajarkan mereka cara batuk atau bersin yang baik, yaitu menutup mulut dan hidung agar tidak menyemprot pada orang lain. Kami ceritakan batuk pilek dan infeksi saluran nafas bisa tertularkan lewat udara dari kuman yang keluar dari mulut dan hidung orang yang bersin. Kuman-kuman itu berterbangan dan bisa dihirup orang yang berada di sekitarnya. Kami sayrankan untuk menutup mulut dan hidung memakai tisue atau sapu tangan.

"Mana ada sapu tangan dan tisue di sini kakak...." kata salah satu diantara mereka.

"Begini saja, lihat kakak tutup mulut adik dengan siku ketika batuk atau bersin biar kuman tidak berterbangan, tidak apa-apa biar tidak menyemprot saja, sebentar kena sinar matahari kuman akan mati..." jelas saya sambil memeragakan seperti gambar diatas.

 

Ketika mas Syaifudin Sayuti dan mas Rizky bertanya apa cita-cita mereka, 8 anak perempuan ingin menjadi bidan, 4 anak lelaki ingin menjadi polisi, dan sisanya ingin menjadi guru.

Mas Syaifudin Sayuti dan mas Rizky berpesan agar bisa tercapai cita-citanya mereka harus rajin belajar, menurut kata orang tua dan guru, dan yang paling penting harus sehat, harus menjaga kesehatan salah satunya seperti yang barusan di ajarkan.

Luar biasa, sederhana namun bisa langsung mengena pada mereka, keluarga mereka, sekolah mereka, dan lingkungan mereka. Alam dan lingkungan mereka tak seramah dahulu, kerusakan alam Kalimantan perlahan mereka rasakan, kesehatan mereka harus diperhatikan. Keterbatasan tenaga kesehatan di pedalaman menjadi kendala. 

Bahagia dan bangga kami bisa berbagi dalam CSR Datsun kemarin. Dan mereka melambaikan tangan dari balik jendela kawat beruji  Rumah Adat Dayak menghantar kepulangan. Dan kamipun segera memacu Datsun Go+ Panca kami untuk melanjutkan expedition.

 

*) Salam sehat
*) Salam njepret

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun