Jalan berdebu begitu memasuki perkampungan Dayak Kayan di Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Selasa (12/1/2016). Para Risers Datsun Expedition memperlambat laju Datsun Go+ Panca. Pemandu terus memberikan aba-aba untuk berhati-hati dan waspada, banyak anak-anak lari di jalanan, banyak peliharaan warga yang bebas berlalu lalang di jalanan. Terlihat anjing, kucing, babi, dan ayam bebas dijalanan dan perkampungan. Kesan kotor dan kumuh baik situasi perumahan maupun kondisi kampung.
"Para risers mohon kurangi kecepatan, waspada banyak anak dan banyak hewan peliaraan warga keluar masuk gang... hati-hati.... dan tetap waspada....." kata mas Raja dalam radio komunikasi antar risers.
Tampak sampah berserakan disekitar rumah panggung warga, serangga berterbangan karena dihalau debu yang diakibatkan laju kendaraan para risers.
Banyak anak pra sekolah bertelanjang kaki berlarian kegirangan menyambut kedatangan kami, kamipun harus semakin berhati hati agar kendaraan kami tidak menyenggol mereka. Begitu mobil berhenti diantara mereka mendekat dan langsung memegangi kendaraan kami yang berlumur debu. Mereka serasa detail melihat, memegang, dan menkplorasi kendaraan kami dengan cara kekanakan mereka. Dasar anak-anak, dimanapun sama saja canda kami sesama risers.
Sementara anak-anak yang lain saling berkejaran dalam rumah panggung raksasa tersebut, dibagian depan ruang lebar, sedang dibagian belakang mirip sekat-sekat panjang mirip kamar atau balik layar. Kamera saya langsung jeprat-jepret mengabadikan kegirangan mereka.
Kamera saya dipeganginya ketika saat membidik, lensa depan disentuh dan diusap-usap kacanya. Saya biarkan saja terserah mau mereka asal tidak berbaya atau membahayakan. Sidik-sidik jari mereka menempel di kaca lensa, berkali kali say bersihkan dengan kain lengan baju tapi mereka mengulangi lagi. Saya ganti lensa panjang yang ada penutup mirip corong agar mereka jari anak-anak itu tidak bisa menjangakau kaca lensa. Cara ini berhasil namun nak-anak itu gantian mengintip lewat coraong hitam hold pelindung lensa. Mereka bergantian berebut saling beradu pandang ketika saya membidik. Salah satu mereka menempelkan mulutnya sambil beryanyi keras mirip orang yang berorasi dengan toa. Mereka girang, gantian mereka yang menikmati saya, gantian mereka yang mempermaikan kamera saya sampai kaca lensa penuh uap air dari nafas dan mulut mereka. Dasar anak-anak dimanapun sama saja, guman saya.
"Selamat siang adik-adik, kami dari Risers Datsun Expedition dan Kompasianer sangat bangga dengan kalian, mau adik-adik kami ajari sesuatu??" kata saya mengawali.
"Mauuuuuuuuu......" jawab mereka serempak.
"Kakak mau ajarkan cara cuci tangan, kakak akan jelaskan kapan harus cuci tangan, dan mengapa harus cuci tangan, dan manfaat cuci tangan adik-adik mauuu...." pinta saya..