Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menaklukan Negeri "Atas" Bersama Datsun Go+ Panca (1)

12 Januari 2016   00:39 Diperbarui: 15 Januari 2016   17:23 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ini tak kasih lihat, artinya semakin utara semakin atas jika petanya ditaruh di dinding, tapai kalau di taruh di meja atau tempat tidur begini sama rata.." jelas mas Eka tapi saya masih bingung.

"Dalam peta atau atlas selalu utara di taruh di atas, begitu juga petunjuk rute atau jalan-jalan, jadi semakin ke utara terbacanya semakin atas, Kalimantan lebih rendah dari Filiphina, dan Jepang lebih tinggi dari Philipina, begitu sampai kutup utara." jelasnya lagi.

"Jadi pulau jawa lebih rendah dari Kalimantan, begitu juga Australia lebih rendah dari Jawa... paham belum?" jelas dan tanyanya lagi pada saya, baru saya manggut manggut artinya saya ngerti.

"Lokasinya mirip Magetan dan tempat mas di Ponorogo sana, yakinlah pasti bisa..." katanya lagi memberi semangat, mas Eka meski berasal dari Banjarmasin ternyata jaman sekolah dan kuliahnya di Magetan.

Sesampai di dieler Datsun-Nissan Sempaja samarinda kami para Kompasianer dibreving diberi pengarahan baik cara mengendalikan mobil yang akan kami bawa menuju perbatasan etape 2 maupun tentang safety, serta cara-cara berkendara beriringan.

Saya mendapat kesempatan pertama diantara team Riser kelompok 2, awalnya canggung karena seumur-umur baru kali ini membawa mobil sejenis sedan. Namun setelah 1-2 km bisa beradaftasi dengan tuas gas, kopling, rem dan kemudi. Dari segi power luar biasa, begitu juga kestabilan. Mungkin saja kalau ring atau ban lebih lebar akan menambah lebih ngleser-nya (nyaman). Dari segi kecepatan belum bisa menguji karena belum pernah menemukan jalan trek lurus untu memacu kendaraan. Jalanan yang naik turun dan berkelok yang mirip dengan daerah pegunungan di Ponorogo atau Pacitan. Luar biasa mobil tetep halus dan mudah diajak kompromi meski pesaing kami truk-truk besar yang sering kali menangan sedniri di jalan. Ditambah para pengemudi kendaraan roda 2 yang 'maaf' seenaknya sendiri belok atau motong jalan, mungkin ini tipikal atau sudah biasa di bumi Kalimantan.

Perjalanan beriringan ada enak dan ndak enaknya, enaknya kita bisa saling memberi atau diberi aba-aba ketika ingin mendahului atau ada jalan yang berbahaya. Tidak enaknya kita tidak bisa bebas bermanuver, sehingga kecepatan dan aselarasi tidak bisa maksimal karena harus memikirkan mobil didepan atau di belakang kita. Tapi itu lah suka dukanya, namun luar biasa Datsun Go+ Panca sesuai dengan yang saya harapkan.

Pukul 8 malam kami sampai di Q Hotel tempat kami menginap sebelum melanjutkan perjalanan esok pagi. 

Tunggu cerita tentang perjuangan saya mendapatkan sunset seperti gambar di bawah ini, pada cerita berikutnya.

"Pulau Kalimantan Luar Biasa"

 

*) salam jalan-jalan
*) salam kampret
*) salam koteka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun