"La*** Queen Mas.....?" jawab Nitho.
Mas Pepih dan Mas Isjet terbelalak seakan tak percaya, selama ini dianggapnya hanya 'bayangan'. Kedua pengelola Kompasiana ini lega, dengan hadirnya orang-orang misterius di Kompasiana.
Baru nyadar bila keduanya ada dan nyata meski dibalut rahasia. Saya juga menceritakan kepada Mas Pepih sewaktu Kompasianival di TMII yang lalu La*** Queen juga hadir.
"Kok ndak cerita?" protes Mas Pepih
Tak lama kemudian lelaki berbaju putih juga terperangah, dia dokter Posma Siahaan, Mas Fahmi Idris disusul Mbak Sari. Kami pun larut dalam suasana, kami saling bersalaman dan berfoto.
Riuh kami mengalahkan riuhnya panggung.
Granitho Ibrahim, La*** Queen dan Fahmi Idris bagi saya adalah bidannya Fiksi Komunitas di Kompasiana, lewat ketiganya menurut saya Group Fiksiana di Kompasiana bisa seperti sekarang ini.
Sebentar kemudian saya menghilang lewat jalan keluar sisi utara dengan Nitho, sementara La*** Queen menghilang di keramaian mall. Saya merasa menang telah bertemu orang-orang misterius yang selama ini menjadi teman bully, teman ngobrol, teman berbagi, dan teman mengumpat.
"Wis to.... jangan ragu coba saja jeprat-jepret... dan tulis...," katanya lagi menemangati saya.
Tidak ada pakem, tidak ada aturan yang ribet, harus mencoba, berani menampilkan katanya lagi.