Beda lagi dengan cerita salah satu perangkat desa di daerah pantai Buyutan, yang kalau itu sedang memimpin pelebaran jalan menuju pantai Buyutan. Katanya tanah tempat parkir kendaraan kami adalah milik “Den Mase”. Tanah tersebut luasnya mulai tempat parkir kami sampai perbatasan Jawa Tengah. Siapa “Den Mase” ? Ketika ditanya perangkat desa ini menjawab.
“Insyaalloh tanpa disebut sampeyan sudah pirso…..” jawabnya, tanpa ditanyakan pasti semua sudah tahu katanmya. Entahlah saya juga tidak mau bertanya lebih jauh. Dia Cuma nitip pesan pada saya untuk ikut menyebar luaskan pada kalayak tentang keindahan pantai Buyutan yang masih perawan, yang masih dikelola warga desa ini. Dia berharap semakin ramainya kunjungan ke pantai Buyutan ini akan membawa dampak positif pada warganya sehingga taraf hidupnya jauh lebih baik.
Semoga cerita yang tidak bermutu ini menjadi perhatian pemerintah daerah Pacitan agar kekayaan alam dan budaya yang ada di sana tidak dikuasai orang luar. Mohon maaf bila tulisan ini tidak berkenan, tiada lain hanya berharap demi kebaikan Pacitan ke depan yang terkenal dengan Kota Seribu Goa, Pacitan dengan Seribu Pantai.
“Lestarikan Alam-ku, Aku Cinta Pacitan”
*) Salam njepret
*) Salam Hunting, tetep hunting meski bini muring
Foto Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H