Bukan Jurnalis Tapi Jago Nulis, Seperti Kata Kriko

Mulai ada blog kroyokan, seingat saya dagdigdug.com. Setelah punya akun di media ini saya tak lagi aktif di yahoo answer. Saya sering mendapatkan rating tentang tulisan slengekan dan tulisan pengalaman jalanan, serta poto-poto yang saya unggah mendapat perhatian banyak pembaca. Pernah suatu kali tulisan saya bertahan sampai 2 bulan di pojok atas yaitu pojok pembaca terbanyak. Tapi baru tahu ternyata engine media sedang diperbaiki sehingga tulisan nyantol secara kebetulan di pojok atas tersebut.

Kebiasaan membaca online di warnet membuat saya sering nyasar di kompas.com. Saya  diwajibkan punya akun bila berkomentar atau menvote, berawal dari itu saya otomatis sudah punya akun di kompasiana yang masih satu atap dengan kompas.com. Tanggal 26 Desember 2010 saya resmi pindah ke kompasiana.com. Untuk pertama kalinya saya memakai akun dan nama asli, berbeda dengan akun sebelumnya saya memakai akunt palsu, akun seorang wanita sekenanya dengan poto profil wanita cantik yang saya jepret waktu acara wisata kantor di Malang sana. Poto profil tersebut mendulang perhatian dengan mendapatkan banyak petemanan dan pengikut, rasa takut terkadang muncul bila saja suatu saat poto tersebut diketahui yang punya sebenarnya. Mungkin dulu orang lebih menyukai poto profile dari pada apa yang saya tulis atau apa yang saya pajang di tulisan. Lebih merugikan lagi ketika memenangkan ivent perlombaan dan sebagai syarat klem hadiah harus menyertakan alamat dan fotocpy tanda pengenal. Lepas sudah hadiah tersebut akibat akun palsu yang saya buat.

Awal di kompasiana tulisan saya tak lebih dari buku diare, buku harian tentang keseharian saya yang suka keluyuran dengan jeprat-jepret saya. Planet Kenthir, Fiksiana adalah rubrik tempat mangkal saya, karena saya suka  jeprat-jepret  dimasukkan di group Kampret (Kompasianer Hoby Jepret).

Kampret inilah yang akhirnya membawa saya seperti saat ini, semakin gila keluyuran, semakin gila menjepret, dan nyaris saya selalu berkalung kamera. Kampret mengajari saya memotret, kampret mengajari saya etika memotret.  Kampret yang mengajari menulis, awalnya foto menjelaskan tulisan, namun oleh kampret  tulisan menjelaskan foto. Bermodal foto harus bisa menjadi tulisan, banyak emak-emak yang galak berteriak ketika membaca postingan, banyak emas-emas yang keras ketika tulisan kami tayang. Semuanya saling mengingatkan dan saling membangun. Kampret dulu sering mengadakan ivent, ivent reportase semua postingan hanya reportase yang diperbolehkan dipublish, tulisan kuliner cuma soal kuliner yang boleh diposting, tulisan pasar tradisional hanya pasar yang boleh dikirim dan kami harus blusukan berlomba untu mencari poto dan belajar berbicara sama orang-orang pasar. Ivent tentang sawah, wakakakakaka ini yang konyol dan hanya kami orang-orang desa yang bisa kirim tulisan, Kampretos (sebutan kampret) kota harus gigi jari. Karena bila poto yang sudah pernah dipublish dan dipublish lagi semua berteriak hoaaaaaaaaaax.

Tulisan yang baik itu yang bagaimana??

Tulisan yang baik itu yang aktual kayak berita atau fakta, yang menarik seperti fiksi, yang bermanfaat seperti artikel kesehatan, kuliner, pendidikan, edukasi, dan yang inspiratif kayak liputan dan reportase. Tinggal pilih kanal mana yang kita suka, yang terpenting bisa mencakup keempat syarat tersebut yakin meskipun bukan jurnalis kita boleh menggunakan semangatnya Kriko. 

Setiap tulisan yang bisa mencakup keempat patokan tersebut yakinlah disukai pembaca, untuk mendapatkan Tulisan yang aktual, bermanfaat, menarik, dan inpiratif perlu waktu panjang, terus berlatih dan terus berkarya, danserta tetap memakai kaidah tersebut. Sampai kapan?? Sampai kompasiana betah menampung tulisan-tulisan saya dan menyediakan bacaan bagi pembacanya.

Kompasiana mengajarkan kepada saya di setiap tulisan harus aktual, bermanfaat, menarik dan inpiratif. Banyak tulisan yang dishared dan di copy paste di web pariwisata pemerintah kabupaten yang saya kunjungi, tulisan dan tentang poto-poto wisata, budaya daerah tersebut.

Satu hal lagi Kompasiana mengajarkan mejadi penulis yang bertanggung jawab. Banyak orang yang mengenal meski hanya lewat tulisan slengekan saya. Begitupun di tempat kerja  sering mendapat jatah notulen serta ditugasi dokumentasi dalam bentuk tulisan yang disertai poto. 

"Bukan Jurnalis Tapi Jago Nulis"