Ponorogo, 4 Oktober 2015
Sesuai jadual kegiatan yang telah diagendakan ajang pemilihan Kakang Senduk telah mencapai final semalam, acara di gelar di panggung utama alun-alun sebelah selatan Ponorogo, ini kali pertama digelar di tempat terbuka dan luas. Maka dari itu Sekda Agus Pramono menyatakan "Sekali di panggung utama selanjutnya harus di panggung utama." katanya dalam sambutan mewakili Bupati semalam. Tempat ini bisa menampung ribuan penonton, diberi pagar pembatas buat undangan namun masyarakat bisa bebas melihatnya dari pagar pembatas.
Tema yang diambil pada tahun ini adalah "Pelangi Bumi Wengker", Pelangi berarti berwarna-warna budaya, kekayaan budaya, aset wisata. Bumi Wengker sendiri adalah nama kabupaten atau kerajaan kecil jaman Majapahit yang kemudian lebih dikenal Ponorogo semenjak pemerintahan Raden Katong.
Ratusan remaja seusia SMA dan usia kuliah yang mendatangi Tourism Information Centre (TIC) Ponorogo tempat pendaftaran semenjak pendaftaran dibuka 7/9/'15 sampai 19/9/'15 ketika pendaftaran ditutup , mengalami beberapa seleksi menyisakan 50 pasang , penyeleksesian berlanjut dan mensisakan 10 pasang, dan ke 10 pasang ini berhak maju final yang digelar semalam di panggung utama tersebut. Menurut Sapto Jadmiko Kepala Dinas Pariwisata, jumplah pendaftar meningkat hampir 100%, animo remaja yang mendaftar dengan talenta dan kelebihan masing-masing.
"Kami sangat bangga dengan animo peserta, dan kami juga bangga dukungan berbagai pihak sehingga acara ini terselenggara dengan baik, tak lupa saya mengucapakan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu." katanya ketika memberikan laporan kegiatan dalam pidatonya.
Seleksi meliputi tes performance, tes tulis  dan tea wawancara dilanjut dengan tes talenta, setiap peserta harus mampu menguasai seluk beluk Ponorogo baik wisata, seni budaya, keberagaman, ciri khas Ponorogo, adat istiadat, kuliner, serta pengetahuan lainya terutama di bidang kepariwisataan, karena nantinya mereka menjadi ujung tombak dari promosi kepariwisataan di Ponorogo.
Finalis juga di ajak keliling Ponorogo dalam kegiatan city tour, mereka mendatangi tempat tempat bersejarah, sentra-sentra kerajinan, sentra kuliner, tempat-tempat religi dengan tujuan mengenalkan mereka lebih dekat tentang Panaragan (tentang apa saja yang menjadi ciri khas Ponorogo).
Â
Suana panggung jadi heboh ketika ditampilkannya tarian dari finalis kakang senduk, tarianya mirip parade berpasang-pasangan dari ke 10 pasangan, sama dengan tarian sebelumnya mereka sama-sama menari bermaksut memikat perhatian penonton dan juri, mereka berharap mendapat vote dukungan sms dari penonton, begitu juga mereka menarik perhatian juri yang yang selalu mengawasi gerak-geriknya. Mereka tetap kompak meski mereka bersaing, sehinga tariannyapun tidak saling menonjolkan diri. Mereka siap menang dan kalah, kalaupun menang ini kemenangan dari Ponorogo, kalaupun kalah kalahnyapun dari rekannnya sendiri, karena sebagian mereka masih satu sekolahan. Seperti halnya SMA 1 Ponorogo finalisnya berhasil masuk10 besar lebih dari 5.
Hadirnya orkestra yang mengiringi menjadi semakin syahdu, terutama gesekan biola yang jarang sekali dimainkan pada ivent-ivent di luar gedung. Penyanyi pria dan wanita juga memikat, suasaranya tak kalah dengan para penyanti di ajang idol, mereka adalah para finalis kakang senduk tahun lalu yang mengasah talentannya di jalur musik.
Kreasi busana modern yang dibalut budaya diperagakan juga oleh finalis kakang senduk tahun lalu, juntaian-juntaian pakaian mereka beraneka warna namun tetap melambangkan ciri khas ponorogo, tentang ekploarsi dadag merak, warna khas merah hijau, bitu, putih yang menjadi ciri khas Ponorogo.
Finalis Laki-laki
- Kakang Ponorogo : Galih Agung P, nomor peserta 15 perwakilan dari Unmuh Ponorogo
- Wakil 1 : Barbara abdul Khafi, nomor peserta 13 perwakilan SMAN 2 Ponorogo
- Wakil 2 : Fikri Ahmad Ali, nomoer peserta 3 perwakilan dari SMAN 1 Ponorogo
- Wakil 3 : Alfredo Valentino, nomor peserta 11 perwakilan dari Kecamatan Ponorogo
- Bertalenta : Langgeng Satriya, nomor peserta 7 perwakilan dari STAIN Ponorogo
- Terpavorit : Savero Oktosa HP, nomor peserta 17 perwakilan dari SMAN 1 Babadan
Finalis Perempuan
- Senduk : Ahwa Zakia Al Azkaf, nomor peserta 10 perwakilan SMAN 1 Ponorogo
- Wakil 1 : Dewi Rahma Sulistyo, nomor peserta 4 perwakilan SMAN 1 Ponorogo
- Wakil 2 : Nurul Hidayah, nomor peserta 16 perwakilan STAIN Ponorogo
- Wakil 3 : Ingrit Martadintatea, nomor peserta 14 perwakilan SMAN 1 Ponorogo
- Bertalenta : Rizky Faidia Siami, nomor peserta 8 perwakilan SMAN 1 Ponorogo
- Terfavorit :Â Fifi Dwi Ssetyoningrum, nomor peserta 12 perwakilan SMAN 3 Ponorogo
Para pemenang mendapatkan ucapan dan pengalungan srempang dari para pejabat di lingkungan pemda Ponorogo, para sponsor. Selain mendapat predikat kakang sednuk mereka mendapatkan uang pembinaan, tali asih dari sponsor, tali asih dari salah satu vendor telekomunikasi nasional.
Dan susana tambah istimewa dengan hadirnya para finalis dari kejuaraan serupa, mereka adalah perwakilan dari kota atau kabupaten di Jawa Timur. Mereka sengaja diundang ke Ponorogo untuk mengapresiasi kegiatan ini. Kesempatan kemarin bisa dibilang ajang berkumpulnya finalis (Reuni) dari berbagai kota di Jawa Timur. Tampak Reka dan Reki Jawa timur, Cak dan Ning Surabaya, Pacitan, Trenggalek, Madiun, Magetan, Blitar, Bojonegoro, Cak dan Yuk Mojokerto kota dan kabupaten, serta paguyupan sejenis di Jawa Timur. Juga nampak hadir perwakilan dari Wonogiri Jawa Tengah mereka adalah duta-duta wisata daerah masing-masing.
"Kami akan koreksi segala kekurangan dalam penyelenggaraan ini agar kedepannya perhelatan lebih meriah dan berbobot..." imbuhnya lagi sambil terus melayani wawancara dari berbagai media yang hadir meliput malam kemarin.
"Selamat Datang di Kota Santri"
Â
*) Salam Budaya
*) Salam Kampret
*) Salam Njepret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H