Ponorogo, 30 Oktober 2015
Menyambut rangkaian kegiatan perayaan Grebeg Syuro tahun 1436 Hijriyah di Kabupaten Ponorogo kemarin diselenggarakan Simaan Al-Quran Mantap dan Dzikrul Ghofilin. Simaan tersebut bertempat di pendopo agung kabupaten Ponorogo di sebelah utara alun-alun. Simaan ini sekaligus sebagai pertanda dimulainya serangkaian perayaan Grebeg Suro di kabupaten Ponorogo tahun ini.
Prosesi simaan ini sudah dimulai semenjak bakda isya’ (29/10/’15) dihadir para jamiin, jamiat, dan para pejabat di lingkungan Pemda Ponorogo. Acara dibuka oleh Kabag Kesra mewakili Bupati Ponorogo, ucapan terima kasih atas partisipasi pengurus dan Jamaah Dzikirul Ghofilin buat Ponorogo, dan tentunya sebagai motivasi dan penyemangat untuk mewujudkan Ponorogo yang makmur, gemah lipah lohjinawi, yang diridhoi Alloh.
Menurut Hartono dan Hariyanto pegawai pemda yang kemarin bertugas sebagai seksi perlengkapan dan mendapingi kegiatan ini, Simaan Al-Quran Mantap dan Dzikrul Ghofilin sendiri adalah kegiatan rutin setiap hari Rabu Pahing, kegiatanya pengajian keliling berpindah-pindah tempat namun masih dalam area Ponorogo. Simaan ini dihadiri 15 an ribu jemaah, uniknya mereka datang bergelombang, ada yang sudah datang pada waktu pembukaan, ada yang waktu simaan dimulai yaitu bakda subuh (30/10/’15), dan pada puncaaknya pada menjelang sholat dhuhur sampai isya’ dimana acara selesai dan ditutup. AcaraDzikrul Ghofilin dipimpin oleh Gus Amik pengasuh pondok pesantren Mayak Tonatan.
Sedangkan Dzikrul Ghofilin bermakna dzikirnya/ ingatnya orang-orang yang lupa dengan Alloh. Wirid Dzikrul Ghofilin itu isinya berupa bacaan-bacaan yang untuk beribadah, munajat atau berbisik, menghadapkan diri dan berdo’a dihadapan Alloh, Dzat Yang Maha Kuasa dengan merendahkan diri, merasa serendah-rendahnya, tawadhu’, khudu’, tadhorru’, khusyu’, adalah merupakan suatu senjata yang ampuh yang sangat kita butuhkan untuk meminta apa saja dan disempurnakan atau diselingi dengan Asma’ Ul Khusna, istighfar, sholawat dan tahlil.
Pihak pemda nyaris hanya menyediakan tempat, karena semua perlengkapan sudah menjadi inventaris jamaah, mulai peralatan untuk wudlu, tenda (terop), tikar, Alqur’an, soud system, sampai-sampai untuk urusan makan sudah menjadi tangung jawab dari jamaah. Ada donator dari tiap daerah yang mengirim nasi bungkus (pelangan) begitu juga minumnya.
“Oalah mas wis tuwo wis wayahe ngerong, gek arep pengin opo maneh, sak gaduk-gaduke nyedak sing Ngawe Urip…..” katanya kemarin, dia merasa sudah tua sebentar lagi masuk liang lahat sudah tidak punya keinginan apa-apa lagi, dia berusaha semampunya mendekat Sang Pencipta.
Khufadzul Qur’an (penghafal Alqur’an) melantunkan ayat-ayat suci Alqur’an dan para Jemaah mendengarkan dan menyimaknya. Kegiatan ini sebagai sarana taqorrub (mendekatkan diri) kepada Alloh untuk jalan menuju taubat sekaligus menjadi sarana introspeksi diri dan mengadu kepada sang pencipta, sekaligus menjadi ajang silaturokhim antar sesama umat Islam.
Do’a bersama sekaligus sebagai sarana ungkapan cinta kita kepada Alloh, rosululloh, shokhabat, auliya’, salafush-sholih, ulama’, orang tua dan segenap ikhwan muslim baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.
Lantuanan Ayat-ayat suci Alqur’an dimulai sehabis sholat subuh, dan menjelang sholat duha istirahat untuk melaksanakan sholat duha berjamaah, lantunan ayat suci dimulai lagi sampai masuk waktu sholat dzuhur, dilanjutkan sampai masuk waktu sholat ‘ashar, berlanjut sampai masuk waktu sholat maghrib sehabis sholat maghrib dilanjutkan dengan mengamalkan aurod/wirid dzikrulghofilin dilanjutkan sholat ‘isya’ berjamaah.
Do’a khotmil qur’an yang sebelumnya diisi dengan mau’idzoh khasanah,dan juga perlu diketahui bahwa kegiatan Simaan Al Qur’an diadakan hanyalah untuk beribadah kepada Alloh semata demi keselamatan kelak diakhirat, dan bukan untuk kepentingan dunia. Sekaligus sebagai pembelajaran miniatur kehidupan kita sehari-hari bahwa kita ini diciptakan oleh Alloh didunia hanyalah untuk beribadah semata.
Ramainya suasana dimanfaatkan para pedagang untuk meraup rejeki, pedagan ini pedagang yang selalu hadir ketika simaan dilakukan. Mereka ikut keliling kemana kegiatan digelar.
“Golek rejeki lan pisan melu simaan mas, ndonyane entuk akherate yo bagian …….” Kata mbah Madi sambil tertawa yang jualan kopi di area Simaan. Dia mengatakan sambil jualan kopi sekaligus ikut seaman, dunianya dapat akheratnya juga kebagian. Dan tak hanya penjual makanan dan minuman penjual pernak pernik ibadah seperti tasbeh, buku buku Islami, kerudung, mukena, peci, serta minyak minyak wewangian juga nampak dan mereka selalu ada ketika acara Simaan di gelar.
“Selamat Datang di Kota Budaya, Selamat Datang di Bumi Reyog”
*) Salam dari kot santri
*) Salam budaya
*) Salam Jepret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H