Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Waroeng Tempo Doeloe, Ketika Makan Tak Sekedar Kenyang

26 September 2015   13:10 Diperbarui: 26 September 2015   22:33 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila melihat poto di atas mengingatkan saya akan masa kecil, dimana makan di warung bersama bapak-ibu yang warungnya berdinding bambu atau papan-papan kayu, tempat duduknya kayu panjang atau dingklik, ataupun menden; menden adalah kursi panjang yang lebih lebar dibanding dingklik, atau cuma sekedar lesung (tempat penumbuk padi) yang telang bolong (lubang) dibalik begitu saja yang difungsikan sebagai temat duduk meski tanpa sandaran, mejapun cuma papan lebar dari kayu seadanya, dan lauk atau jajanan di taruh rodong (toples) ataupun blak (istilah jaman kecil untuk wadah krupuk seperti gambar di atas). 

Sekarangpun sebenarnya masih ada dan bisa saya jumpai, di sekitar tempat tinggal jaman kecil (rumah bapak-ibu) dipinggir hutan jati, namun menunya sangat sederhana paling-paling nasi pecel, atau puli pecel. Yang lauknya cuma tahu, tempe atau krupuk, dan hanya ikan sungai dari sungai sekitar hutan. Tapi ini jauh dan harus pergi ke daerah kediaman orang tua kami atau warung-warung di pinggiran hutan yang jauh dari tempat kami tinggali sekarang.

Minggu kemarin saya dan keluarga kaget ketika mendapati rumah makan yang mirip warung jaman saya kecil atau warung yang ada di pedesaan tempat jaman kecil saya tinggal.

Warung tersebut adalah Waroeng Tempoe Doeloe Pecel Solo yang berada di Yogyakarta, tepatnya di jalan Palagan Tentara Pelajar daerah ring road utara Yogyakarta, secara kebetulan ketika saya berkunjung ke rumah kakak ipar yang rumahnya tak jauh dari warung tersebut.

Warungnya klasik, dipenuhi ornamen serta benda-benda yang berasal dari desa, dan barang-barang tersebut sudah menjadi barang antik, seperti kelinting sapi yang di pajang berjajar di sekitar blandar (kayu penyangga atap), lesung-lesung tua yang sebagian sudah usang, lemari-lemari desa yang pendek dan tanpa kaca, boman (tirai dari kayu) yang meisahkan bagian dalam dan luar atau pembentuk ruangan terbuat dari ukiran kayu. Pintunya pun demikian berupa lembaran kayu tebal yang sudah berumur puluhan tahun tanpa di cat yang sangat mirip pintu-pintu orang desa baik bentuk dan ornamen kunci yang berupa palagan (kayu panjang sebagai ganjal bagian dalam) atau panel pemegang daun pintu.

 

Menu-nya pun bermacam-macam sayuran ala desa, ada jenis pilihan menu tinggal menunjuk saja mbak pelayan sudah melayani sesuai apa yang kita minta. Nasipun hanya di taruh pada pincuk dari daun pisang, namun meski demikian kebersihannya bisa diandalkan. Mulai olahan dari bahan nabati sampai hewani tersedia, tahu goreng, tempe goreng, tahu bacem, tempe bacem, kering, sayur lotho, sayur terong, mie ala desa, sampai iwak kali yang digoreng dan di taruh di lembarang cowek atau layah yang dialasi daun pisang. Ada juga aneka sambal, aneka kudapan, aneka nasi yang diantara nasi putih, nasi tumpeng, nasi kuning, nasi beras merah, nasi krawu, nasi rames. Jenis laukpun serasa komplit ada telur asin, tahu bacem, tempe bacem, tempe kering, srondeng, balado teri, balado terong. Disedikan juga jenis minuman hangat, panas dan dingin. Ada pula minuman temu lawak minuman khas kesukaan jaman saya kecil yang botolnya antik mirip gelek (botol kecil).

Suasanapun sepi dan damai, meski pengunjung banyak namun luasnya warung dan klasiknya warung membuat suasana nampak sepi dan damai. Rimbunya pepehonan dan kembang ditaman membuat sejuk udara meski ini berada di dekat pusatnya kota Yogyakarta.

Tentu harga yang dipatok tidak sama dengan warung desa atau jaman saya kecil, di warung ini tentu harganya berlipat sampai berlipat-lipat. Untuk makan seporsi pecel dan minuman di tempat saya cuma 5 ribuan, nasi 3 ribu, lauk tempe atau tahu 1 ribu dapat 2, dan minum 1 ribu. Dan disini uang 100 ribu terasa ciut di nyali, seperti  saya sekeluarga alami kemarin waktu ke sana.

Namun apa yang kami dapat melebihi apa yang kami bayarkan, suasana yang asri dan desa mirip suasana kecil saya, saya bisa menceritakan pada istri dan anak saya tentang masa kecil saya, tentang jenis makanan serta tradisi makan warung di desa, tentang suasana kampung saya yang sekarang sudah jauh berbeda.

Tidak perlu datang jauh-jauh ke desa, dan bila di tarik ulur yakin lebih murah makan di tempat ini bila dihitung capek dan jauhnya tranportasi.

Bagi yang saban hari berkutat dengan penatnya kota besar tempat ini bisa menjadi tempat rekreasi baik bagi keluarga, dan perlu jauh-jauh pergi ke desa atau pegunungan. Dan hanya perlu waktu sebentar saya untuk menjangkau tempat makan ini dan bisa menikmati kuliner khas pedesaan yang sudah dihadirkan dan dimasak ala modern. Begitu pula bagi yang hanya sedikit mempunyai waktu luang dan memerlukan refreshing meski hanya instan.

Bagi yang ingin menjamu teman atau rekan tempat ini bisa menjadi pilihan, dan dijamin rekan atau teman akan merasa terkesan, suasana baru dan berbeda akan menjadi bahan cerita setelah kembali ke tempat masing-masing.

Bagi yang ingin rapat atau berkumpul, disediakan ruangan lebar yang sudah lengkap peralatan untuk rapat dan persentasi.

Suana tambah nyaman ketika gending-gending Jawa dialunkan dengan kalem, alunan musiknya sayup-sayup sampai terdengar meski di ruang belakang. Mereka adalah para pemuda-pemudi yang peduli dengan budaya Jawa, mereka belajar sambil mengamen dari lagu yang mereka bawakan.

Tentu di jaman sekarang makan tak hanya sekedar kenyang seperti jaman saya kecil dulu, pilihan menu dan standar mutu sekaligus suasana yang mendukung menjadi salah satu pertimbangan.

Semoga tempat ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk makan dan berekreasi bagi keluarga anda.

Dan berikut ini alamat lengkapnya; 

Alamat lengkap Pecel Solo:
Jl. Palagan Tentara Pelajar no. 52
Sleman - Yogyakarta

 

*) salam kuliner
*) salam jalan-jalan
*) salam kampret

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun