Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Derita Masyarakat Sekitar Perkebunan Tebu

21 September 2015   22:26 Diperbarui: 22 September 2015   03:55 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, asap akan rata sampai mana-mana, udara sesak, dan mirip kabut sampai 2-3 hari setelah lahan dibakar, matapun pedih akibatnya.

Kedua, jelaga dari daun daun tebu yang berterbangan ditiup angin akan mengotori rumah, percuma di berkali-kali disapu atau dibersihkan, sebentar saja sudah datang jelaga yang diterbangkan angin.

Ketiga, susahnya menjemur pakaian terutama seragam anak sekolah yang putih akan ternoda oleh jelaga-jelaga yang berterbangan, jelaga oleh orang desa kami disebut dengan langes.

Keempat, rimbunnya tanaman tebu menjadi tempat paling nyaman bagi tikus-tikus sawah, dan begitu dibakar lahannya tikus-tikus tersebut berlarian masuk dan bersembunyi di rumah-rumah warga, dan menjadi permasalahan baru bagi rumah sekitar perkebunan tebu.

Yang menjadi pertanyaan tidak adakah cara lain dalam membersihkan lahan selain dibakar??

Dan kepada siapa kami harus mengadu??

Meski begitu kami masih bersyukur karena derita kami tak seberapa dibanding saudara-saudara kami yang di Sumatra dan Kalimantan selalu mengalami polusi yang jauh lebih pekat dari kami saat-saat begini.

Tulisan ini hanya keluh kesah kami, dan tentunya bukan ingin menyudutkan pihak tertentu karena saya tidak menyebut pabrik gula yang bersangkutan atau mandor yang bersangkutan, paling tidak kalau pihak tertentu tersebut membacanya saya yakin pasti mereka sadar ternyata kabut asap juga ada di pula Jawa di lahan tebu yang dikelolanya.

 

*) salam asap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun