Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jaran Kencak dari Bupati Tantriana Buat Kota Kelahirannya

9 Agustus 2015   22:24 Diperbarui: 10 Agustus 2015   06:40 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponorogo, 9 Agustus 2015

Tetabuhannya lucu mirip reyog tapi juga mirip gamelan Banyuwanginan atau daerah pesisir-an. Ada gong, serompet dan juga ada kendang, sayup sayup suaranya bercampur dengan rombongan seni reyog dan jaranan seterewe yang kebetulan berada di depan dibelakangan rombogan kesenian ini, mungkin hal itu yang membuat pendegaran agak kacau. Warna kostumnya juga berwarna tajam mirip pakaian penari-penari Madura atau pesisir utara.

Namun begitu rombongan sudah mendekat terlihat spanduk panjang yang dibentangkan oleh 2 lelaki, di spanduk tersebut bertuliskan "Kontingen Pawai Budaya Kab Probolinggo", dan nampak foto bupati dan wakil bupati. Dan salah satu dari mereka agak maju dan mengambil micropone, "Assalamu' alaikum...... yang terhomat bapak bupati Ponorogo, kami utusan dari Ibu Hj. Tantriana Sari, SE Bupati Probolinggo menghaturkan salam beliau buat bapak bupati, dan semua masyarakat ponorogo yang sedang merayakan hari jadi, mohon maaf beliau tidak bisa hadir karena ada kepentingan kedinasan, dan seni Jaran Kencak ini persembahan dari beliau untuk masyrakat Ponorogo......"

Memang kedekatan Ponorogo dan probolinggo sedari dulu sudah terjalin, almarhum bupati Muhadi (mantan) dulu bertugas di Probolinggo sebagai Sekretaris Daerah dan kembali ke Ponorogo ketika terpilih sebagai Bupati, dan bupati Probolinggo yang sekarang Hj. Tantriana Sari, SE adalah asli kelahiran Ponorogo, dan kalau tidak salah adik kelas ketika di SMA 2 Ponorogo dulu. 

 

Tepuk tangan penonton dan undangan semakin meriah ketika salah satu kuda ikut memberi penghormatan kepada bupati dengan mengangkat kedua kakinya selayaknya hormat kanan ala tentara, dan selanjutnya kuda tersebut berjingkrak-jingkrak menari mengikuti tetabuhan yang semakin jelas suaranya karena sudah semakin mendekat, kuda tersebut menurut saja dengan pawangnya (pemegang tali), si pawangnya pun juga ikutan menari bersama penari yang lain dan kuda kuda yang lain yang dihias warna-warni. Ringkikan kuda selalu terdengar ketika sang pawang sedikit menarik tali, dan kudapun segara mengangkat kedua kaki depannya, dan kepalanya manggut-manggut mengikut tetabuhan.

Kesenian kuda ini menurut keterangan salah satu rombongan dalam laporannya ke pada bupati, terdiri dari 5 kuda ; 1 sebagai kuda atraksi, dan 4 lainnya sebagai kuda tari yang dihiasi. Kesenian ini adalah kesenian tradisional probolinggo, perpaduan atara suku Jawa, Madura, Pesisiran utara dan suku Tengger. Yang melambangkan kabupaten probolinggo terdiri dari campuran berbagai suku di Indonesia, dan diantaranya yang tersebut diatas.

Rombongan paling depan adalah pembawa spanduk, belakangnya kuda atraksi, kuda penari berada di belakang kuda atraksi, penyanyi yang terdiri dari beberapa lelaki yang mirip rombongan pesantren berpeci dan menembangkan tembang-tembang bernafaskan islam yang dibawakan dengan bahasa yang mirip bahasa Madura, dan selanjutnya paling belakang penabuh gamelan

 

Ada kemiripan dengan seni reyog, gamelannya ada kendang, kempul, terompet, dan gong. Suaranya juga mirip hanya saja seni jaran kencak ini lebih energik, dan rancak temponya dibanding gamelan pengiring reyog.

Kedua kuda sebagai tarian, hanya saja kuda dalam reyog berupa anyaman bambu yang dicat mirip kuda.

Ketiga bulu merak, adanya hiasan bulu merak pada kuda penari (kuda hias), dan di reyog hiasan bulu merak adalah mendominasi karena harimau yang ditenggeri merak.

 

Terima kasih saudara-saudaraku dari Probolinggo, salam dan haturkan terima kasih kami kepada Ibu Bupati Tantri Sari Hasan Aminuddin. 

"Salam Budaya"
"Selamat hari jadi Ponorogo ke 519"

 

*) salam kampret
*) salam njepret
*) salam berwisata

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun