Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[dibaliksecangkirkopi] Miniatur Indonesia dalam Sebuah Kedai Kopi

16 Mei 2015   05:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_365571" align="aligncenter" width="510" caption="dibaliksecangkirkopi tersimpan kerinduan tentang kampung halaman"][/caption]

Ponorogo, 12/05/2015

Judul ini terinpirasi dari tulisan mbak Gaganawati tentang pameran foto di Jerman. "Bersama Kampret memboyong Indonesia ke Jerman dalam sekejap". Namun kali ini saya akan bercerita tentang kopi, tentang kedai kopi yang saban harinya berjualan berbagai macam kopi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tanpa harus jauh-jauh datang ke tempat kopi tersebut tumbuh untuk menikmati secangkir kopi.

Kedai kopi Wijsoen, atau cafe Wijsoen, bahkan ada yang ektrem lagi menyebutnya kopi banci, dan tak salah sebagian orang menyebut kopi banci, karena beberapa waktu yang lalu tempat ini disewakan untuk salon dan maaf pengelolanya waria, jadi jangan kaget bila anggapan itu masih melekat sampai kini.

Wijsoen adalah kependekan dari nama orang tua pemilik kedai ini, mas Nugroho pemilik kedai ini menuturkan nama tersebut berasal dari Wiji dan Soenadji, biar lebih gaek kedainya dinamainya 'Wijsoen'.

Meski berpendidikan tehnik mas Nugroho sudah lama berususan dengan kopi, sebelum membuka kedai ini dia bekerja sebagai barista di kota besar, sehingga tak diragukan lagi kehandalannya pada urusan kopi.


[caption id="attachment_365592" align="aligncenter" width="510" caption="selain dipapan tulis didalam kedai, ditembok luarpun tercantum daftar kopi yang bisa dinikmati"]

1431420414222342603
1431420414222342603
[/caption]

[caption id="attachment_365595" align="aligncenter" width="510" caption="selain kopi lokal, kedai ini juga menyediakan kopi dari berbagai negara, seperti pada tilisan di tembok depan"]

14314208541251611650
14314208541251611650
[/caption]

Awal saya mengenal kedai ini dari teman sekantor saya yang asli dari Aceh, dia sering menceritakan bila di kedai ini kopinya mantab, bahkan dia sering mengatakan, "Minum kopi di kedai ini mengobati kerinduan saya pada emak, pada kampung halaman saya di Aceh sana...". Dia selalu memesan kopi Aceh gayo, kopi yang tumbuh subur di kampung halamannya, kopi yang menjadi andalan pendapatan keluarganya, meski dia sering mendapat kiriman kopi dari orang tuanya, namun dia tak mau repot tinggal mampir di kedai ini setiap berangkat atau pulang kerja.

Begitu juga teman sekerja saya mas Putu yang berasal dari Denpasar, meski dia sudah lebih 20 tahun menetap di Ponorogo dia masih hapal akan citrarasa kopi asli nenek mulyangnya. Kopi bali padang payung, begitu dia selalu pesan, kalau kebetulan stok kosong ia beralih ke kopi kintamani. Sayapun penasaran dengan kopi padang payung, dan akhirnya ini menjadi kesukaan saya karena mirip salah satu kopi dari kebun nenek saya dikampung, meski harumnya tak seharum ini. Rasanya yang segar, harum, dan berbau mirip cemara, dan sedikit masam, menurut saya cocok dinikmati pada siang hari, terutama ketika hari panas.

Di kedai ini bisa kita dapatkan kopi Sumatra ; Aceh gayo, Mandailing, Sidikalong. Kopi Sulawesi; Toraja kalosi, toroja marinding. Kopi Bali : balipadang payung, kintamani. Kopi Jawa ; Carlos, Blawan. Kopi Papua; Wamena, Baliem. Kopi Luwak, kopi lokal, dan kopi impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun