Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[kampretjebul4] Bale Batur, Pasar Sekaligus Kuburan Nyai Latung

2 April 2015   20:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara toko-toko dan kios berfungsi sebagai pagar pasar sekaligus pagar kuburan yang melingkari makam yang ditumbuhi pohon-pohon beringin yang berukuran besar.

Ada yang menarik di bale batur ini istilah 'medang', penjual jemblem ketika saya tanya mengatakan bahwa bila ada anak yang sakit dan tidak sembuh-sembuh orang tuanya membawa ke bale ini untuk dimedang, semacam acara adat selamatan, atau semacam nadar bila sembuh akan selamatan mengirim doa di tempat ini. Dan medang ini sudah dilakukan turun temurun sampai saat sekarang ini.

Selain medang, tempat ini menjadi pusat kegiatan adat tradisional  yang ada di desa yang dipimpin juru kunci pak Jarno.

Dan marilah kita bandingkan situasi di malam hari, seperti gambar-gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_358774" align="aligncenter" width="510" caption="puluhan pik up bongkar muat dan parkir di jalanan dekat pintu masuk pasar (makam)"]

1427980023199700240
1427980023199700240
[/caption]

[caption id="attachment_358677" align="aligncenter" width="510" caption="puluhan mobil pik up parkir di luar, dan nampak pintu masuk yang sempit"]

1427950734650334640
1427950734650334640
[/caption]

[caption id="attachment_358678" align="aligncenter" width="510" caption="ratusan orang berjual-beli di malam hari, nuansa seram tak lagi tampak"]

14279508161321136140
14279508161321136140
[/caption]

[caption id="attachment_358681" align="aligncenter" width="510" caption="kebalikan sing seram kalau malam ramai"]

1427951919505819154
1427951919505819154
[/caption]

Perlu datang 2 kali di pasar ini, saya ingin membandingkan suasana di  waktu siang  dan saat malam hari untuk membuktikan, dan nyata adanya kalau siang menyeramkan sedang malam ramai hiruk pikuk orang berjual beli, begitu sepanjang jalan yang saya lewati menuju pasar ini di malam hari nampak para petani yang memikul dan menggendong barang dagangnya berjalan berjajar-jajar sepanjang jalan.

Umumnya yang diperjual belikan  barang sembako dari kota dan hasil pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan unggas hasil peternakan dari daerah Ngebel sebelah barat ini.

Pedagang dari kota membawa sembako untuk menyuplai barang kebutuhan pokok di daerah ini, dan orang-orang kota pula menjadi pengepul hasil bumi dan peternakan. Para pedagang dari kota jam 12 malam sudah tiba di pasar ini, dan jam 5 pagi kembali lagi ke kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun