Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[kampretjebul4] Bale Batur, Pasar Sekaligus Kuburan Nyai Latung

2 April 2015   20:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_357950" align="aligncenter" width="510" caption="Bale Batur di tengah pasar desa Ngebel, tempat jenasah Nyi Latung disemayankan, photo siang hari"][/caption]

Ponorogo, 02/04/2015

Unik pasar Bale Batur ini kalau siang menyeramkan, dan sebaliknya kalau malam ramai oleh hiruk pikuk ratusan orang bertransaksi. Mengapa demikian? Karena pasar ini buka dimalam hari sekitar jam 12 malam sampai jam 5-an pagi. Dan tepat di tengah pasar ini ada makam (kuburan) legendaris, makam Nyai Latung tokoh legenda telaga Ngebel, dan masih dalam area pagar pasar itu ada Bale Batur yang dikeramatkan (mirip balai desa) yang sudah berumur puluhan tahun bahkan bisa dibilang ratusan setelah beberapa kali mengalami perbaikan.

Pasar yang letak geografisnya di pegunungan lereng gunung Wilis ini berada pada ketinggian 750-an meter diatas permukaan air laut. Dan berada pada arah timur laut kabupaten Ponorogo. Untuk mencapai ini memerlukan kendaraan kondisi prima terlebih pada malam hari, jalan naik turun dan berliku menjadi keasyikan tersendiri.

Berikut ini keunikan pasar yang berada di pegunungan tersebut ;

[caption id="attachment_357952" align="aligncenter" width="510" caption="mirip pot raksasa diatasnya ada makam yang diyakini makam Nyi Latung, sedang kotak kotak di bawah adalah lapak dagangan, photo siang hari"]

1427632665990992689
1427632665990992689
[/caption]

[caption id="attachment_357954" align="aligncenter" width="510" caption="di bawah pohon beringin ini Nyi Latung dimakamkan, nisannya ikut terkubur oleh akar-akar beringin yang semakin membesar, photo siang hari"]

1427632817786223335
1427632817786223335
[/caption]

[caption id="attachment_357955" align="aligncenter" width="510" caption="ruangan dalam Bale Batur yang disakralkan, di atas balai-balai kayu ini bunga-bunga ditaruh, dan di ruangan ini tempat bayi atau anak sakit di medang (berobat), photo siang hari"]

14276329482142675323
14276329482142675323
[/caption]

[caption id="attachment_357958" align="aligncenter" width="510" caption="Pasar bale Batur di poto dari jalan, tampak bale batur dan beringin besar ditengah pasar, photo siang hari"]

1427633110351214337
1427633110351214337
[/caption]

[caption id="attachment_357959" align="aligncenter" width="510" caption="Pintu masuk pasar dan makam jadi satu, meski kecil ini satu-satunya pintu masuk, photo siang hari "]

14276332101017265315
14276332101017265315
[/caption]

Pasar ini dikala siang lengang tak ubahnya seperti kuburan, dan memang ditengahnya nampak pot besar yang ada pohon beringin yang telah berusia ratusan tahun, menurut penjual jemblem yang berjualan dipinggir sisi utara dulu ada nisan dari batu, namun bersamaan semakin besarnya pohon beringin batu-batu nisan tersebut terlilit akar beringin yang semakin membuat permukaan tanah ikut tinggi. Dan pada siang hari banyak peziarah baik dari dalam kabupaten Ponorogo maupun luar Ponorogo yang berziarah ke sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun