Selain di bikin gulai dan sate daging kambing juga lezat dimasak tengkleng dan tongseng, meski ini masakan khas Jawa Tengahan [Solo, Wonogiri, dan sekitar] mudah dijumpai di daerah Jawa Timuran yang berbatasan dengan Jawa Tengah antara lain Ponorogo, Pacitan, Magetan dan sekitarnya.
[caption id="attachment_178367" align="aligncenter" width="512" caption="Memasak Tengkleng"] [/caption]
Tonseng adalah daging kambing yang telah dipotong-potong seperti dadu, lalu ditumis dengan bumbu bawang putih, bawang merah, merica bubuk, serta tomat, serta bumbu tumis lainya, setelah ditumis diberi kuah gulai, kuah kental tidak terlalu encer. Tapi biasanya daging dadu tersebut diambil dari daging yang sudah di tusuk buat sate di urut sehingga satu langkah untuk memudahkan menghitung dalam satu porsinya. Biasanya satu porsi tonseng 5 tusuk daging sate yang belum dibakar.
[caption id="attachment_178368" align="aligncenter" width="512" caption="Sekali masak 3-4 porsi"]
Sedangkan Tengkleng terdiri dari tulang muda bagian rusuk, daging kepala, daging kaki, serta tulang muda lainnya yang bersunsum, yang telah direbus dan diberi bumbu dalam masakan gulai kambing. Dan cara memasaknya daging dan tulang yang sudah jadi gulai ini di tumis seperti menumis tongseng. Ada kepuasan tersendiri makan tengkleng ini menetheli daging-daging yang menempel pada tulang, dan menyedot sumsum tulang yang masih di dalam lobang tulang, Sruu......up.....
[caption id="attachment_178370" align="aligncenter" width="512" caption="Tonseng Tengkleng, tidak langsung siap saji"]
Penjual tengkleng dan tonseng selalu menyediakan masakan baru, ketika pembeli datang baru membikin, hanya saja penjual sudah harus siap gulai kambing dan sate mentah yang sudah dalam tusukan. Sekali masak satu wajan bisa untuk 4-5 porsi.
[caption id="attachment_178371" align="aligncenter" width="512" caption="Seporsi 8 ribu untuk Tengkleng tanpa nasi"]
Murahnya harga makanan di daerah perbatasan Wonogiri dan Ponorogo, tepatnya jatisrono menjadi wisata kuliner tersendiri buat orang lauar daerah untuk mengunjungi daerah perbatasan ini. seporsi tengkleng dihargai 8 ribuan, nasi putih 2 ribuan, es teh 2 ribuan, sedang tonseng lebih murah sedikit 7 ribuan.
[caption id="attachment_178372" align="aligncenter" width="512" caption="Tonseng, tengkleng dan seporsi nasi 18 ribu"]
Bagi yang suka sate dan gulai, langsung tunggu sebentar karena tidak perlu memasak, dan tinggal bakar satenya saja.
Sate biasanya disajikan 5 tusuk, tidak seperti di Ponorogo yang menghitugnya jinahan [per 10 tusuk], sate Jawa Tengahan cenderung berasa manis karena berbumbu gula jawa, sehingga kalau dingin sedikit daging sudah mengeras. Makanya orang Jawa Timuran lebih menyukai tonseng dan tengkleng kalau ke daerah perbatasan ini.
[caption id="attachment_178375" align="aligncenter" width="512" caption="Sate Jateng cenderung manis"]
Melihat orang memasak menjadi kepuasan tersendiri, selain bau yang menyengat yang membangkitkan selera juga berguru cara memasaknya, karena serba praktis di hadapan pembeli.
Mungkin api yang dihasilkan dari arang kayu yang dimasukan anglo lebih membuat lezat kuliner ini.
[caption id="attachment_178376" align="aligncenter" width="512" caption="Memasak memakai anglo berbahan bakar arang kayu"]
Warung-warung ini tersedia di sepanjang perjalanan Solo-Sukoharjo-Wonogiri hingga Ponorogo dengan harga dan rasa yang tidak jauh berbeda.
Warung-warung ini biasa buka jam 9 pagi hingga 9 malam.
Selamat mencoba, selamat mampir, selamat menikmati.
Tulisan saya tentang Food Photograpy yang lain;
artikel Weekly Photo Challenge (WPC): Food Photography.
Tertarik menampilkan foto-foto masakan atau kue hasil olahan sendiri beserta resepnya? Berpartisipasilah pada kegiatan WPC dari kawan-kawan Kampret minggu ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H