Ruwetnya transportasi di Negeri ini semakin menjadi, kemacetan, kejahatan di angkutan umum, serta kecelakaan masal yang sering terjadi seakan menambah deret panjang 'ketidak tepatan' dari pengambil keputusan di negeri ini.
Berkali-kali sistem atau gagasan yang telah berjalan oleh penguasa sebelumnya tidak dilanjuti oleh penguasa berikutnya, ceritanya klasik yaitu masalah 'politik'. Dimana penguasa lama dan penguasa baru berbeda kepentingan dalam hal ini. Mari kita lihat kota Jakarta tentang 'Busway' -nya seakan setengah hati, padahal tidak sedikit dana yang telah dikucurkan, dan sampai sekarang belum juga bisa mengatasi kesemrawutan trasnportasi di Jakarta.
Kereta api peninggalan pemerintah Kolonial yang sampai saat ini masih eksis, dalam artian masih bisa diandalkan oleh konsumennya, selain murah juga ada jam-jam yang menjadi patokan untuk setiap kota tujuan, meski seringkali keterlambatan sering terjadi.
Kereta api merupakan sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan lintasan kereta api tidak fleksibel. [dikutip dari wikibooks]
Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.
Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi dan angkutan barang dalam jumlah yang besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
[caption id="attachment_175458" align="aligncenter" width="512" caption="Sritanjung "]
Saya sempat terperanjat ketika 'CALON' Â Wapres Budiono kalau itu dalam tour kampanye-nya menggunakan model transportasi Kereta Api dalam perjalanannya Jakarta-Bandung, saya salut kesederhanaan beliau kala itu, sehingga pejabatpun berbondong-bondong menggunakan model transportasi ini. Namun kini semua hanya kenangan politik masa lalu.
Dan saya terperanjat lagi dengan menteri BUMN Dahlan Iskan, lagi-lagi membuat orang terkesima mengapreasikan Kereta Api, lagi-lagi kesederhanaan dan kesehajaan seperti jaman Ca-Wapres Budiono dulu, semoga Kereta api benar-benar dapat diunggulakan untuk kedepannya, bukan benar-benar untuk pemanis politik belaka.
Gambar-gambar rel dan sepur ini memperlihatkan garis-garis dalam tehnik Photograpy, "garis" berarti haluan, batas, dan arah. Semoga garis yang telah ada di per-kereta apian dan di sistem per-tranportasian dinegeri kita sesuai dengan 'garis' yang telah digariskan undang-undang dan hukum].
Baca juga Weekly Photo Challenge [WPC] sebelumnya.
WPC 1: Melihat Cahaya WPC 2: BW Photography WPC 3 : weekly-photo-challenge-garis Dan Kampus kami di Group Kampret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H