Din....... Kamu harus pulang
Jangan kawatir masalah biaya pulang, naik saja pesawat yang paling mewah, kalau nggak ada pesawat yang melayani rute  Ngalengko-Jakarta, cari saja yang rute Ngalengko-Pariaman, dan kalaupun itu nggak ada biar dijemput anak-anak pakai Garuda, o iya Din... Garuda sedang kempas-kempis carter saja pesawat daerah situ saja biar PKK nanti yang mbayari.
Din...... Pulanglah
Biar nanti sampai bandara kamu dijemput anak-anak, seperti ketika anak-anak menjemput aku ketika pulang solawatan, atau kayak ketika oPoSSI menang bertanding di luar negeri.
Din... Pulanglah
Kalaupun kamu takut dalam perjalananmu macet ketika keluar dari bandara, biar anak-anak yang ngatur kelancaranmu.
Din.. Pulanglah
Bila kau takut disakiti orang-orang yang tak sepaham denganmu, kamu nginep saja di Markas Sembako biar tak ada kolega dan musuhmu yang mengganggu
Din....... Bila kamu sakit ataupun kelelelahan dalam perjalanan wisatamu biar dokter pilihan mendatangimu di hotel
Din....... Pulanglah
Jangan kuatir ini kamar bintang lima bukan penjara seperti kata orang-orang, biar anak-anak memanjakanmu kayak memanjakan Daus tempo hari lalu
Din........ Pulanglah
Apa kamu nggak kasihan pada Emakmu yang telah membesarkanmu, yang telah membuatkan rumah yang selama ini kau teduhi?
Din... Pulanglah nak...
Teman-temanmu menunggu kehadiranmu untuk lomba panjat pinang 17-an, pulanglah nak teman-temanmu gaduh gelisah atas kepergianmu.
Pulang ya Din........ ini photo teman-temanmu emak kirimkan, itu photo temanmu menunggumu untuk petak umpet, selayaknya punakawan pasti lucu nantinya, pulang ya nak......
pict punakwan; koleksi sendiripict pesawat; tribunnews
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H