Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Test Keperawanan Dengan Botol

27 Mei 2011   11:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:09 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah banyaknya kebohongan oleh politisi maupun pejabat di negara kita ternyata masih ada kejujuran yang luar biasa bagi para penjual jamu gendong, dan tradisi ini turun-temurun dan menjadi pantangan untuk dilanggar.

Kejujuran dan keterbukaan itu sudah mentradisi sejak jaman kerajaan-kerajaan dulu, dan masih dipegang sampai sekarang. Dan sudah menjadi hukum yang tidak tertulis di kalangan penjual jamu gendong. Mengingkari berarti siap mengambil resiko, dan resiko ini membuat ketakutan bagi mereka, karena menyangkut kelangsungan pekerjaannya.

Perawan atau sudah tidak perawan ditandai dengan jumplah botol yang ditaruh dalam bakul (rinjing) gendongannya. Coba lihat gambar diatas, jumlah botol yang berada di bakul bisa menceritakan apakah dia masih perawan atau sudah tidak perawan.

Bila jumlah botol yang ada dalam bakul ganjil berarti dia masih perawan, bila jumlah botolnya genap mengartikan bila dia sudah tidak perawan, tidak perawan ini bisa diartikan sudah pernah melakukan hubungan sex, sudah bersuami, maupun janda.

Kejujuran para penjual jamu ini layak ditiru, katakan apa adanya, jangan ditutupi meski buruk, meski aib sekalipun.

Semoga kejujuran masih tersisa meski  mahal harganya, dan kejujuran membumi meski jujur sekarang dimaki.

(Gambar atas koleksi pribadi, gambar bawah diambil dari; http://2.bp.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun