Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Candi Penataran Paska Sebulan Gunung Kelud Meletus

21 Maret 2014   18:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="candi Brawijaya, menjadi model tugu tugu di Jawa Timur termasuk maskot Kodam Brawijaya"][/caption] Blitar (19/03/14).

Satu bulanan yang lalu gunung Kelud erupsi, tak hanya Blitar dan Kediri,  kota-kota di luar Jawa Timur bahkan kota-kota diluar provinsi kebagian abu dan pasir vulkanik gunung Kelud.

Ini pertama kali penulis berkunjung ke candi Penataran, dan selama ini hanya tahu dari pelajaran sejarah ketika masih sekolah dulu. yang letaknya hanya 10-an km dari gunung Kelud menjadi daerah yang terdampak oleh erupsi. Menurut petugas kebersihan   pasir dan debu yang menyelimuti candi dan area candi hanya setebal 1,2-2 cm. Ketebalan ini lebih tipis dibanding daerah-daerah lain di kota Kediri yang jaraknya lebih jauh dari lokasi candi Penataran.

Menurut pedagang sovenir yang jualan di area parkir, "Mungkin karena dulunya candi ini dibuat untuk persembahan dan menghormati gunung Kelud, orang jaman dulu pasti sudah memikirkan mengapa candi dibikin di daerah Penataran ini."

Entah benar atau tidak itulah asumsi masyarakat, tiap orang boleh punya pendapat masing-masing.

Menurut petugas, candi sempat ditutup 2-3 hari untuk dilakukan pembersihan, pembersihan dilakukan bahu-membahu pihak Pemda, TNI-Polri, LSM, serta masyarakat sekitar.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Taman depan, bersih dari material Gunung Kelud"][/caption] Saat ini keadaannya bersih, seperti tidak terjadi apa-apa sebulan yang lalu, sekitaran candi bersih dari pasir debu, bahkan tanaman disekitar tampak segar dan hijau, beda dengan daerah penulis di Ponorogo yang jauh dari gunung Kelud namun tanaman sekitar banyak yang rusak, pupus dan sempal. Begitu juga dahan dahan pisang yang masih tegak berdiri di daerah Penataran ini. Ini berarti daerah selatan Kelud  jauh lebih ringan dampak abu dan pasirnya di banding sisi barat dan utara gunung Kelud. [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Dua arca Dwarapala bersenjata gada"][/caption] Begitu memasuki komplek candi kita akan disambut Arca Dwarapala, 2 arca berbentuk raksasa yang bersenjata gada, dan arca ini mirip Reco Penthung merk rokok di daerah Tulungagung. Dan arca ini mirip arca-arca di pintu masuk berbagai kota di Jawa timur. [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Bale Agung, mungkin dulu seperti paseban atau aula"][/caption] Terus masuk ke dalam kita bertemu Bale Agung, ini mirip bekas ruang tamu atau aula depan yang luas, mungkin mirip pendopo atau ruang pertemuan yang bisa memuat orang banyak merupakan bangunan terdepan yang dapat kita temui begitu kita melewati pintu masuk pelataran Candi Penataran Blitar. ia tiap pojok ada batu mirip umpak (batu landasan) mungkin dulu bekas landa/ dasar tiang penopang bangunan.

Setelah melewati bale agung kita akan bertemu Pendopo Teras, yang berada di ujung utara timur bale agung, menurut penjaga kebersihan , bangunan ini berfungsi untuk menaruh sesaji. [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Candi Teras, tempat menaruh sesaji"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Candi Brawijaya"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Patung Ghanesa dalam candi Brawijaya"][/caption]

Candi Brawijaya, yang di dalamnya terdapat patung Ganesha, candi ini merupakan bangunan tertinggi di komplek Penataran ini, kondisinya masih utuh, dan candi ini menjadi model tugu atau pintu gerbang kantor serta tugu perbatasan antar kabupaten di Jawa Timur. Bahkan Kodam Brawijaya menggunakan candi ini sebagai lambangnya, begitu pula pemerintah Jawa Timur.

Begitu memasuki halaman tengah kita akan bertemu 2 arca Dwarapala lagi namun ukurannya lebih kecil dibanding di halaman depan. [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Candi Naga, ornamen perempuan mengangkat naga mirip patung Liberty di AS"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Candi Bata, reruntuhan batu bata ini diyakini umurnya lebih tua dari candi utama"][/caption] Candi Bata, di sisi utara candi Brawijaya berupa rentuhan batu bata , dan ini diyakini candi yang beumur paling tua di komplek ini. Bentuknya mirip pondasi dari batu bata.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Candi Induk, candi yang dianggap paling sakral"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="candi induk, dipotret dari sudut barat laut"][/caption] Candi induk, yang diyakini candi yang utama atau candi yang paling disakralkan, terdiri 3 tingkat atau 3 teras, dan disetiap sisi terdapat patung yang  namanya Mahakala, dan di dinding candi ini terdapat relief yang cerita Ramayana. Ornamen-ornamen di candi ini lucu, karena banyak yang mirip dengan gambar-gambar khas di daerah Amerika atau Eropa. Mungkin ini misteris tersendiri di candi Penataran ini yang belum terungkap. Terus ke belakang kita akan bertemu reruntuhan pintu gerbang paling belakang, namun sebagian bangunan masih berdiri Bagian yang paling belakang adalah berupa klam sumber air, yang diyakini tempat  bersuci, sumber air ii selalu mengalir meskipun kemarau tiba, dan didalam kolam ini dihiasi ornamen relief , dan sekarang diberi ikan hias. Banyak pengunjung yang meyakini air di sini bertuah yang bisa menyembuhkan penyakit ataupun menjadikan awet muda. Demikian reportase dari candi Penataran sebulan paska gunung Kelud erupsi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun