Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Bijaksana di saat Langka BBM

28 Agustus 2014   09:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:18 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_321222" align="aligncenter" width="630" caption="Pengendara dan motornya kompak naik becak"][/caption]

Di saat BBM sulit seperti waktu sekarang ini kita dituntut harus cermat dan serba perhitungan, meleset sedikit gagal rencana yang telah kita susun dengan rapi.

Seperti halnya kemarin (26/08/14), Ponorogo - Yogyakarta adalah jalur yang setia bulan bahkan 2 minggu sekali harus kami tempuh, awalnya mengendarai kendaraan pribadi namun karena setiap minggu harus bolak-balik Ponorogo-Yogyakarta membuat kami harus memeras pikiran, terlebih di saat BBM langka seperti hari-hari ini.

[caption id="attachment_321265" align="aligncenter" width="630" caption="suasana stasiun sekarang bersih, aman, dan nyaman "]

1409188962705065033
1409188962705065033
[/caption]

Naik kereta adalah pilihan kedua, berangkat dari stasiun Madiun dan turun di Stasiun Tugu atau Lempuyangan dengan kereta ekonomi, toh sekarang pelayanan memuaskan, selain bersih di setiap area stasiun juga bersih di dalam kereta, dan setiap gerbong sekarang wajib berpendingin udara, serta harus steril dari pedagang asongan dan pengamen. Perjalanan dari Madiun ke Yogyakarta lancar rata-rata 3 jam dari arah timur (Madiun), meski kereta ekonomi bisa tepat waktu. Namun masalah ketika pulang dari Yogyakarta ke Madiun kerta berangkat sekitar jam 6 magrib dan sampai di Madiun sekitar jam 12 atau 1 malam, karena jam-jam segitu kereta dari arah barat ke timur harus mengalah dengan kereta yang melaju ke arah barat. Enak berangkatnya tapi ndak enak pulangnya.

Untuk bulan berikutnya kami mencoba naik bus AKAP, dan resikonya kami harus berangkat lebih awal, berangkat dari terminal Purboyo Madiun jam 4 pagi dan sampai terminal Giwangan sekitar jam 9-10 pagi, dan meneruskan perjalanan deng bus Trans Jogya. Murah karena ongkos separoh dari harga tiket ekonomi kereta dan lebih banyak bisa beristirahat dalam perjalanan, tapi resikonya sesampai di tempat tujuan sering terlambat dan tergesa.

Kejadian kemarin sungguh bikin otak harus diputar, berangkat dari terminal bus Madiun jam 4 pagi namun menunggu bus dari arah Surabaya ke Yogyakarta sampai jam 5 pagi belum ada yang nongol, terminal bus sepi karena para sopir beralasan takut kehabisan BBM di perjalanan, beruntung jam 5 seperempat ada bus dari Surabaya yang mau melanjutkan ke arah barat. Meski penuh sesak kami masih mendapat tempat duduk, sepanjang perjalanan Madiun-Solo jalanan padat merayap, tampak samping kanan kiri bahu jalan dipenuhi truk-truk besar yang berhenti di kanan kiri terutama di area SPBU mulai dari Madiun, Maospati, Ngawi Sragen, sampai Solo. Sesampai di Sragen si sopir bus mengumumkan bila perjalanan hanya sampai di erminla Solo karena BBM menipis dan waktu terlalu siang, karena bus yang kami tumpangi biasanya jam 7 pagi sudah masuk terminal Giwangan dan saat itu jam sudah hampir jam setengah 9.

[caption id="" align="aligncenter" width="545" caption="kereta Prameks, di stasiun Solo Balapan pagi itu, photo dari ponsel"][/caption]

Pusing memikirkannya, padahal maksimal jam 11 kami harus bertemu dokter di RS Mata Yap sesuai perjanjian kami sebelumnya untuk persiapan operasi kakak saya, karena kakak saya sudah mengantri untu operasi di sana hampir 6 bulan.

Begitu memasuki jembatan Taman Jurug saya memutuskan untuk minta diturunkan di stasiun terdekat, sesuai jadual perjalanan kereta jam 8:50 dan 9;15 ada kereta dari stasiun Balapan Solo ke arah Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Sopir bus akhirnya menurunkan kami di persilangan rel stasiun Balapan solo, lalu kami berjalan menyusuri rel masuk ke stasiun, segera berlalari menuju loket, dan betul sesuai perkiraan kami mendapat tiket kereta jarak pendek Parameks dengan harga tiket 6 ribu, separoh tiket bus. Dan tak lama kemudian kereta datang kami segera naik, dan sesampai di stasiun Lempuyangan jam 10:24 an, segera kami mencari becak meuju RS Mata Yap, dan segara registrasi, dan lagi lagi kami beruntung karena pas jam 11 ketika loket akan ditutup kami datang,dan setelah itu loket di tutup.

Rumah sakit terlihat sepi tidak seperti biasanya, dari cerita antar pasien dan keluarga banyak pasien yang dari luar kota tidak bisa masuk ke kota Yogyakarta karena tidak ada angkutan dan SPBU tidak ada BBM. Seperti yang dialami pak Suroto yang sama-sama berasal dari Ponorogo berangkat dari rumah jam 2 pagi, sampai Yogyakarta jam 6 pagi, dan harus ngantri BBM di daerah Prambanan hampir 3 jam itupun hanya mendapatkan BBM pertamaks dibatasi uang 100 ribu, dan dia masih dipusingkan lagi pulangnya nanti harus mencari BBM agar dia dan keluarganya bisa pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun