Mbah Kateno menambahkan, gajah ditunggangi anak kecil mengisyaratkan bahwa  penguasa atau jabatan tak selamanya langgeng, terbukti gajah sebesar itu kalah ditunggangi oleh anak kecil dan diarak keliling kampung.
Mbah Kateno menambahkan, gajah ditunggangi perempuan mengandung pengertian penguasa yang kalah oleh perempuan dan dijadikan bahan tontotan dan tertawaan dan diiring keliling kampung.
[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="berpakaian khas Ponorogoan"][/caption]
Kesenian gajah-gajahan ini tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Ponorogo, namun yang paling banyak di daerah Jetis, Balong, dan Sambit. Sementara di daerah Ponorogo bagian utara berbentuk unta-untaan.
[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="pilosofi perempuan naik gajah, penguasa kalah dengan perempuan"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="penonton bergabung untuk joget"][/caption]
Selamat menikmati, sampai ketemu kembali dengan kesenian daerah lainnya, salam njepret.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H