Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memotret Manusia Api

20 September 2014   00:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:11 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku pingin pisau buat ngiris daging dan parang buat mecah kelapa," ujar istri saya, sambil geleng-geleng saya mengiyakan.

"Mas Parang dan pisau besar Satus...," kata Haji Syahri.

"Manut mbah, uangnya seratus sekarang atau nanti?" ganti saya yang bertanya.

"Mangke mawon yen pun dados," jawab Haji Syahri, sambil mengambil pelat besi bekas peer ke arah Mas Karyono yang bertugas membakar besi.

"Ojo lali diphoto, Bapake seneng, ibune seneng, Pandene besi yo seneng...." ujar haji Syahri sambil tertawa.

Saya langsung menyiapkan kamera, ISO 640, F 3.5 dengan kecepatan 1/160 secon, dan saya memakai lensa 10-22 saya pasang auto pada 10 mm.

14111242811480255225
14111242811480255225
Pijaran api menuju ke segala arah

"Jangan lari lo mas, cemen yen lari...." Pak Jumadi mengejek saya, saya pun jadi malu tidak boleh lari kali ini.

Saya berlindung di balik tiang lapak, di belakang Haji Syahri dengan harapan semburan api akan mengenai Haji Syahri dulu, lalu tiang dan baru saya. "Jangan sembunyi disitu, sini agak maju...." sambil menunjuk tempat agar saya maju ke tempat itu.

Besi sudah membara dan berubah ukuran, dengan pengait yang panjang Haji Syhari mengambil dari mulut dapur yang dipompamas Karyono, dan diletakannya pak besi tatakan, dan pak Jumadi segera memukul dengan godam besar, dan diikuti Haji Syahri bergantian.

"Byaaaaaaaarrrr..........................."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun