[caption id="attachment_325850" align="aligncenter" width="600" caption="Penjual tengkleng terus dan terus melayani"][/caption]
Kali pertama boleh gagal, tapi kali kedua bila gagal itu namanya sedang apes, makanya saya berusaha mencari akal setelah kegagalan pertama.
Berawal dari informasi teman bahwa di Solo tepatnya di bawah Gapura pintu masuk Pasar Klewer ada tengkleng gulai kambing Bu Edi katanya ramai dan nikmat. Sambil ke Yogyakarta saya dan rombongan mampir di lapak Bu Edi, kira-kira jam 13-an saya segera memparkir kendaraan di depan Masjid Agung Solo dan segera saya dan rombongan berjalan menuju ke selatan tepatnya disisi kanan pos polisi Pasar Klewer di timur gapura masuk. Di petak yang tak begitu luas itu para pembeli sudah ngantri, dan saya dan rombongan segera masuk dan duduk diantrian belakang penjual.
Pembeli dari depan yang rata-rata dibungkus untuk  dimakan di rumah tidak kalahnya berebut saling mendahului, belum lagi dari samping kanan dan kiri, hampir  1 jam saya menunggu giliran namun selalu kalah dengan orang yang baru datang. Sementara Dhuhur segera habis saya dan rombongan keluar menuju masjid yang hanya beberapa puluh meter dari tengkleng ini.
[caption id="attachment_325851" align="aligncenter" width="600" caption="Harus sabar mengantri ditempat duduk seadanya"]
Betapa kagetnya setelah sepulang dari masjid pembeli semakin ramai,dan tempat duduk yang kami duduki tadi sudah dijubeli para pembeli yang baru datang. Dan setengah jam kemudian penjual mengumumkan bila tengkleng dan gulai kambingnya habis.
Dengan menggerutu kami kembali ke mobildan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Kesal karena orang yang baru datang didahulukan dan yang sudah ngantri duluan malah diacuhkan.
[caption id="attachment_325852" align="aligncenter" width="600" caption="Pembeli berjubeldari depan, samping dan belakang, sementara yang penjualnya hanya 2 orang"]
Keesok-kan harinya sepulang dari Yogyakarta saya masih penasaran dan ingin mengulangi lagi, saya tanya pada abang becak yang ada di  dekat tengklengnya bu Edi ini. Kata si abang becak kru bu Edi hanya 2, sementara 3 orang yang membatu melayani itu penjual minuman yang kebetulan lapaknya bersebelahan dan jadi satu. Dan ketiga penjual minuman itu bersaing antara satu dengan lainya. Kalau ingin cepat dilayani pesan dulu minuman kepada salah satu penjual minuman itu, dan tunggu sebentar langsung bisa menikmati tengkleng gulai kambing.
[caption id="attachment_325853" align="aligncenter" width="600" caption="Penjualminuman, didepan, samping dan belakang penjual tengkleng"]
Begitu masuk saya langsung pesan es degan 5 gelas kepada bapak penjual minuman di jalan masuk warung. Tak begitu lama es jadi dan si bapak menawari, "Makannya untuk berapa orang mass...?"
"Buat lima orang pak, dan yang satu dibungkus ya..." jawab saya
"Tunggu bentar ya... " kata si Bapak sambil tersenyum manis, seperti manis es kelapa mudanya.
Si bapak segera mendekat pada si embak yang jualan tengkleng, dan tak lama kemudian si bapak memberikan 5 pincuk nasi tengkleng itu kepada kami. Sementara orang yang mengantri lebih dulu darikami nggedumel protes. Saya hanya bisa tersenyum sambil bilang dalam hati, "Kemarin saya juga ngalami nasib kayak kalian.....".
[caption id="attachment_325854" align="aligncenter" width="600" caption="Ibu yang berbaju biru ini penjual es, membantu melayani"]
Selesai  makan saya segera membayar tengkleng 5 dan 1 yang di bungkus sebesar 90 ribu, dan es kelapa mudanya membayar tersendiri kepada si bapak yang di depan sebesar 3 ribu dikali 5 yaitu 15 ribu.
Tak lupa saya ganti memberi trik pada si embak yang sejak tadi ngantri, "Pesen minuman dulu pada bapak yang didepan, atau si ibu yang pakai baju biru,atau si emas yang pakai kaos coklat mbak dijamin mbak segera bisa menikmati tengkleng di sini......"
[caption id="attachment_325855" align="aligncenter" width="600" caption="Si mas yang berkaos coklat ini juga penjual minuman, juga ikut melayani"]
[caption id="attachment_325856" align="aligncenter" width="600" caption="Di manapun anda duduk, usahakan minum dulu wakakaka..."]
Ternyata koalisi, kolosi, dan nepotisme tak hanya milik orang-orang yang ada di TV semalam, di pasar Klewer kotanya pak Jokowi sudah terbiasa.
Untuk yang ingin mencicipi Tengkleng Bu Edi ini pembeli harus sudah datang sekitar jam 1 siang, dan 1-2 jam kemudian tengkleng akan habis, makanya harus pinter-pinter cari cara, ini salah satu diantara cara itu.
"Selamat Mencoba"
Pengin enak perlu pengorbanan, dan harus ada yang dikurbankan wakakakakakaka.....
Wakakakakakakakakaka
*) Selamat Berjalan-jalan
*) Selamat Berkuliner
*) Salam Njepret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H