Pak Giono setiap sore membeli hasil anyaman dari pengrajin seperti Pak Wondo dan pagi harinya membawa anyaman itu ke Pasar Songggolangit memakai motor. Di pasar Pak Wondo memasok pedagang-pedagang gerabah. Namun bila tidak habis, biasanya akan dibawanya ke Pasar Dangkrang Purwantoro Wonogiri karena berapa pun banyaknya akan diterima pengepul di sana. Meski untungnya tak sebanyak bila diecer sendiri, bila dagangannya cepat habis rasanya sama saja dan segera bisa kulakan kembali.
[caption id="attachment_329305" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Sardi menunggu pik up yang akan membawanya ke Wonogiri dan Solo"]
Sudah puluhan tahun Pak Sardi menjadi pengepul di Pasar Dangkrang ini. Paling banyak dagangannya dari daerah Pacitan. Namun, kata Pak Sardi, orang Solo lebih suka bikinan dari Ponorogo. Katanya buatannya lebih halus dan bambunya dari bambu apus.
Setiap jam 2 siang Pak Sardi menunggu pick up langganannya yang akan membawa dagangannya ke Pasar Wonogiri dan Solo. Menurut Pak Sardi, Solo harganya lebih baik daripada Wonogiri. Dan sesampainya di Pasar Solo, dagangannya sudah ditunggu pedagang yang bukan hanya dari Solo saja, namun juga dari Salatiga, Yogyakarta.
[caption id="attachment_329306" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Sardi pengepul di pasar Dangkrang Purwantoro"]
Jaman boleh berubah. Namun jika pasar masih memerlukan, para pengrajin anyaman ini akan terus berkarya meski sekarang sekedar pekerjaan sampingan.
"Salam dari Desa"
*) Salam Njepret
*) Salam Blakrakan