Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Koin Bertaruh Nyawa di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

3 November 2014   12:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:49 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak diantara mereka adalah pencari koin yang sudah berumur dewasa, suaranya lantang dan sering menggertak bila tidak dikasih koin.

"Awas kon..... motret tapi nggak ngasih koin...." sambil menunjuk ke arah pemotret yang ada di kapal fery.

Maka berhati-hatilah bila memotret dan tidak melemparkan uang, mereka bisa marah dan mengejar. Seperti preman mereka tidak mau kalah (mengalah) dengan anak-anak yang umurnya jauh dibawah mereka. Seakan pertunjukan yang mereka tampilkan harus diapresiasi dengan uang, tentu kita yang sudah menikmati juga harus punya konsekwensi, diberi dan ganti memberi.

[caption id="attachment_332730" align="aligncenter" width="600" caption="Fery segera bersandar, rejeki segera datang menghampiri mereka"]

14149651921518731587
14149651921518731587
[/caption]

[caption id="attachment_332729" align="aligncenter" width="600" caption="sambil berlarian mereka menghitung perolehan"]

14149650551690333492
14149650551690333492
[/caption]

Berpuluh-puluh kapal fery yang sandar hilir mudik antara Ketapang-Gilimanuk, membuat mereka harus berlari dari dermarga satu ke dermaga lainya untuk mengais rejeki. Badan basah kuyup dan kulit legam menjadi ciri mereka. Berenang adalah keahlian mereka, kecepatan adalah motto mereka, siapa cepat dia dapat.Demi 10-20 ribu per hari mereka pertaruhkan nyawa.

"Selamat Jalan-jalan"

*) Salam Njepret

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun