Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kolaborasi Djaduk Ferianto Dan Reyog Unmuh Tampil Memukau

8 November 2014   14:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:19 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_333913" align="aligncenter" width="600" caption="Musik Kuaetnika yang unik berpadu dengan gamelan reyog"][/caption]

Seperti janji saya pada tulisan sebelumnya butet djadug, dan reyog saya akan menulis reportase tentang kolaborasi antara group musik Kuaetnika yang dipimpin pemusik gaek Djaduk Ferianto dengan group reyog Unmuh Ponorogo.

Rasa penasaran begitu menggebu, reyog yang gemulai dan rancak yang biasanya diiringi gamelan kali ini harus diiringi gamelan yang berbaur dengan musik etnik modern yang temponya lebih cepat dari biasa. Namun rasa psimis itu seakan buyar ketika punggawa Djaduk Ferianto sudah sejak awal membawakan lagu-lagu intrumentalia sountrack film "Mission Imposible" yang digabung dengan gamelan reyog sebagai musik awal. Musiknya lucu terdengar  mirip gamelan Bali, Banyuwagian, dan terkadang suasana Sunda yang muncul.  Suasana tambah riuh ketika 2 penyanyi Kuaetnika naik panggung (Silir Pujiwati dan Anita Siswanto), lagu-lagu baru "Meraih mimpi", "Mengejar Matahari", "Bendera" dan lagu lagu dari Chryse.

[caption id="attachment_333914" align="aligncenter" width="600" caption="Djaduk Ferianto dan musik Kuaetnika-nya"]

1415401520706461437
1415401520706461437
[/caption]

[caption id="attachment_333915" align="aligncenter" width="600" caption="Silir Pujiwati dan Anita Siswanto vokalis, penampilannya luar biasa"]

1415401613375356903
1415401613375356903
[/caption]

Adik-adik dari group reyog "Singo Budi Utomo" Unmuh terlihat lancar dan tidak canggung meski harus berkolaborasi dengan group musik etnik terkenal. Di usia muda dan masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah menjadi catatan tersendiri buat mereka, berkali kali aplaus dari undangan yang hadir serta pihka rektorat atas penampilannya.

"Kami sangat bangga diberi kesempatan berguru pada mas Djaduk dan group musiknya, luar biasa atas kepercayaanya, kami sangat bersyukur untuk itu....." kata Ahmad mahasiswa Unmuh ketua group reyog Singo Budi Utomo dalam sambutannya.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Penari jathilan menyesuaikan berhijab, kali pertama penari jathil memakai jilbab"]

1415401781457617742
1415401781457617742
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="gerakan dinamis dalam iringan musik dengan tempo cepat"]

1415401859564978839
1415401859564978839
[/caption]

[caption id="attachment_333919" align="aligncenter" width="600" caption="jathilan dan ganongan, perlu tenaga ekstra untuk menyesuaikan musik pengiring"]

14154020181203138054
14154020181203138054
[/caption]

Suasana semakin heboh ketika 6 penari jathilan dan diikuti 2 penari ganongan memasuki panggung, lagi-lagi suara gamelan reyog dan musik Kuaetnika bertalu-talu mirip penari Bali memasuki panggung, suara bonang dan gamelan Bali begitu dominan tapi agak lembut karena gong reyog juga dominan.

Penari jathilan kali ini tampil menarik, dibalut busana jilbab tak mengurangi kelincahan dan keluwesan tariannya, tempo musik yang cepat membuat gerakan begitu rancak dan dinamis mirip susana musik dan tari di discoutic dan cafe-cafe. Perlu stamina prima dengan model musik seperti ini, serasa gerakan tanpa henti meski pakem tarian masih pada alurnya, hanya gerakan dan loncatan-loncatannya memerlukan tenaga ektra.

Begitu juga tarian ganongan begitu lincah, dan tarian menyesuaikan musik yang bertempo cepat dan dinamis. Mirip pertunjukan akrobatik, penari ganongan terasa bebas menari dengan gerakan-gerakan dan tidak terpancang lagi pada pakem, namun jenis gerakannya masih kental nuansa Ponorogonan.

[caption id="attachment_333922" align="aligncenter" width="600" caption="kendang dan kempol dari reyog Unmuh"]

1415402293496817101
1415402293496817101
[/caption]

[caption id="attachment_333921" align="aligncenter" width="600" caption="Panggung yang lebar di Padepokan Reyog menampung banyaknya pemusik dan penari"]

14154021971296847040
14154021971296847040
[/caption]

[caption id="attachment_333920" align="aligncenter" width="600" caption="tukang senggak, mirip tukan yel-yel"]

1415402141352104837
1415402141352104837
[/caption]

[caption id="attachment_333916" align="aligncenter" width="600" caption="dadag merak dan klono sewandono, tak luput dari inovasi"]

14154016861313389274
14154016861313389274
[/caption]

Gerakan dadag merakpun tak luput dari inovasi, gerakan-gerakan dasar menyesuiakan gamelan, musik entnik serasa berada di pulau Bali sana, mirip tarian Barong.

Dengan selesainya penampilan reyog secara keseluruhan Djaduk Ferianto  langsung berdiri dan meraih mik pengeras suara, "Luar biasa...... luar biasa....... cuma berlatih menyesuikan sehari kemarin, adik-adik Unmuh luar biasa..... coba kalau lebih lama lagi......."

Para penonton yang hadir langsung menyambut dengan aplaus panjang dan beranjak dari tempat duduknya.

[caption id="attachment_333923" align="aligncenter" width="600" caption="Silir Pujiwati dan Anita Siswanto tampil menutup acara"]

1415402448489939533
1415402448489939533
[/caption]

Penampilan tidak berhenti begitu saja, sehabis penampilan reyog masih disambung dengan lagu-lagu Hits yang dibawakan Silir dan Anita. Penampilannya yang berkelas mebuat penonton enggan untuk beranjak.

"Salam Budaya"

*) Salam Njepret

*) Salam Jalan-jalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun