Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tarif Kereta Api Ekonomi Batal Naik Tahun 2015?

3 Desember 2014   00:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338846" align="aligncenter" width="600" caption="kereta Gaya Baru Malam ; Surabaya-Jakarta di stasiun Madiun"][/caption]

Ramainya jalan raya  sekarang ini tak ada jaminan datang di tempat tujuan dengan tepat waktu, apalagi perjalanan darat, namun bukan alasan untuk menunda perjalanan yang sudah berbulan direncanakan. Cepat, Selamat, Aman, Nyaman dan Murah adalah impian bagi kesemuanya. Apalagi disaat kenaikan harga BBM kali ini harus pandai-pandai membaca situasi dan mensiatinya.

Ajang Kompasianival adalah rencana yang telah saya susun 2-3 bulan yang lalu, meski ijin belum saya dapatkan dari tempat kerja namun rencana harus tetap matang. Datang dan segera pulang seusai puncak acara itu harapan, agar kerja lancar, dan undangan di Kompasianival bisa direalisasi. Maklum tidak berani bolos lagi.

Kereta Api Ekonomi adalah pilihan utama, selain cepat dan relatif terjadwal, juga murah. Jauh hari (sebulan) saya sudah pesan tiket pp lewat via internet, 55 ribu sekali jalan (Surabaya-Jakarta) adalah harga termurah untuk tranportasi apapun saat ini. Tarif flat untuk kereta jarak jauh memberikan keuntungan sendiri murah bagi yang berjarak jauh, dan menjadi filter agar penumpang jarak pendek untuk tidak naik, dan beralih pada kereta jarak pendek.

[caption id="attachment_338874" align="aligncenter" width="600" caption="suasana dalam kereta, aman, nyaman, dan kekeluargaan"]

14173878801602706117
14173878801602706117
[/caption]

Berangkat dari stasiun Madiun jam 3 sore, dan sesuai jadwal sampai stasiun Senen jam 1-an malam.  Namun di stasiun Madiun AC salah satu gerbong ada yang bermasalah, sehingga harus diperbaiki hampi 1 jam, dengan demikian jatah jam untuk masuk jalur menjadi menyesuikan, dimana kereta yang sudah terjadwal akan menggunakan jalurnya sesuai jam yang sudah ditetapkan, dengan demikian kereta yang saya tumpangi menyesuikan kereta yang lain. Single trek antara Surabaya-Solo menjadikan padatnya jalur perjalanan, beda dengan Solo-Jakarta yang sudah doble trek.

Tidak ada lagi cerita penumpang berdiri, semua penumpang harus mendapat tempat duduk. Tidak ada penumpang tanpa tiket, semua penontong dikontrol oleh petugas kereta api yang didampingi oleh polisi serta provost dari tentara dan polisi.

Tidak ada cerita pedagang asongan dan pengamen di atas kereta, stasiun steril dan setiap yang masuk stasiun harus bertiket. Namun meski ada larangan merokok tetap saja ada yang mencuri-curi merokok di sambungan atau di toilet, itupun kalau terlihat petugas diancam diturunkan di stasiun berikutnya.

Nyaman dan Aman meski murah, copet tak lagi leluasa seperti dulu karena kereta jarak jauh hanya singgah di stasiun besar saja, pencopet atau pembuat onar akan berpikir dua kali karena tidak bisa langsung loncat seperti jaman dulu.

Semua ber -AC semua jendela sudah dimatikan dan tidak bisa dibuka lagi, dan hanya palu yang menempel di kaca yang diberi tulisan "Pecahkan kaca bila keadaan darurat"

"Sekarang tenang mas, bisa tidur dengan tenang dan besok sampai Jakarta bisa langsung kerja, kalau dulu mau tidur harus mikir takut barang bawaan disatroni maling..." kata mas Agus yang bertopi.

"Mas Agus sering menggunakan kereta ini?" tanya saya

"Saya tiap 2 minggu sekali pulang ke Surabaya, saya berangkat dari Jakarta Jumat sore dan Sabtu pagi sudah sampai Surabaya, dan kembali ke Jakarta Minggu sore dan sampai Jakarta jam Senen jam 1 dan paginya bisa langsung kerja..." jawab mas Agus yang bekerja di tempat Cat mobil.

[caption id="attachment_338875" align="aligncenter" width="600" caption="bersih, dan nyaman ; tips bawa remote AC wakakakaka biar tidak kedinginan, karena dalam satu gerbong ada 6 AC"]

1417387935780260843
1417387935780260843
[/caption]

Beda lagi dengan mas Jono (yang lagi nungging, membuatkan susu anaknya), "Saya sebulan sekali pulang ke Madiun mas, saya di Jakarta jualan ayam potong di pasar Kramat Jati, dan sekarang ini anak istri saya saya boyong ke jakarta, sedang anak pertama ikut neneknya di Madiun..."

"Ndak kawatir dengan bayinya mas... masih 3 bulan diajak naik kereta?" tanya saya.

"Mau gimana lagi mas kereta paling aman, naik bus malah kelamaan di jalan, berangkat dari Madiun jam 12 siang sampai Jakarta belum tentu jam 8 sampai, apalagi jalur utara sedang dicor semen, jalan tinggal separo, dan mahal lagi satu tiket 200 ribu" jawabnya.

[caption id="attachment_338876" align="aligncenter" width="600" caption="Berhenti di satasiun kecil, untuk mendahulukan atau meberikan kesempatan pada kerata lain"]

14173879731630573305
14173879731630573305
[/caption]

Namanya kereta ekonomi harus sering mengalah tiap kali ada kereta yang kelasnya diatasnya, dan kerata harus minggir dulu untuk mendahulukan kereta yang lebih mahal.

"Orang kaya biar lewat dulu mas..." kata mas Aji yang sehari hari jualan bakso di Jakarta.

Wakakakakakakakakaka............ semua yang duduk berhadapan tertawa.

"Paling nyampainya beda sejam-dua saja...." kata mas Agus menimpali.

"Tiap bulan sering pulang pergi mas? tanya saya

"Saya balik ke Ponorogo  paling lama 2 minggu, untuk 2 bulan ke depan saya sudah pesan tiket takut kehabisan, anak istri saya di Ponorogo jadi harus sering pulang, di Jakarta saya punya anak buah 4 jadi ada yang menjaga...." jawabnya

"Ndak habis dijalan mas uangnya kalau sering pulang?" tanya saya

"Selama tiket masih 55 ribu, masih terjangkau mas tapi entahlah katanya bulan depan tiket kereta akan naik menjadi 180 ribu...." jawabnya lirih.

[caption id="attachment_338877" align="aligncenter" width="600" caption="Menteri Perhubungan Pak Ignatius Jonan di Kompasinival"]

1417388413423136595
1417388413423136595
[/caption]

Pada saat yang hampir sama ketika di Kompasianival saya bia bertatap muka langsung dengan menteri perhubungan pak Ignatius Jonan, dalam pemaparannya beliau menceritakan suka dukanya kerja di per-kereta apian, mulai dari penertipan penumpang yang di atap gerbong, penertipan penumpang bodong yang tak bertiket, sampai penertipan asongan dan pengamen. Beliau juga menceritakan tekad pemerintah untuk menciptakan dan melindungi tranportasi masal semacam kereta ini. Dan pemerintah akan mengupayakan subsidi untuk kereta ekonomi dan yakin hal ini tepat sasaran. Beliau berjanji meski murah tak akan mengurangi kuwalitas serta kenyaman ber kereta.

Dan beliau menceritakan pula saat ini sedang diupayakan dan sudah dimulai doble trek, untuk jalur lainya.

Dan ketika ada peserta yang menanyakan tentang rencana pemerintah diawal tahun 2015 menaikan tarif kerta ekononmi jarak jauh dan menengah yang selama ini disubsidi pemerintah, Pak menteri bilang akan mempertimbangkan kembali, apalagi saat ini BBM sedang naik.

Tentu ini adalah kabar gembira buat mas Agus, mas Jono, mas Ajie dan para pengguna kereta lainya. Semoga pemerintah tidak timpang dalam hal ini, di satu sisi ingin mengurai kemacetan, dan satu sisi mengurangi subsidi.

[caption id="attachment_339277" align="aligncenter" width="600" caption="sabar, krue kerta sabar dan memanjakan penumpang"]

141751753388846079
141751753388846079
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun