Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Reyog Obyok

10 Februari 2015   17:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:29 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara kemarin diprakarsai oleh komunitas 'Kerkopan' dan Sanggar seni Langen Kusumo, ada 2 versi Kerkopan adalah singkatan dari Kertosari Cokromenggalan dan Patihan Wetan, karena sanggar atau komunitas itu berada pada perbatasan 3 kelurahan tersebut. Namun menurut mas Pranoto panitia seni kemarin, Kerkopan berasal dari bahasa Belanda Kerkhoff (pekuburan) karena di dekat sanggar tersebut ada pekuburan jaman Belanda. Dan sudah jamak tempat itu disebut dengan Kekopan atau Jaratan Londo.

Acara dimulai dari perempatan Pasar Pon Kota Lama menuju ke arah jalan Bathoro Katong melewati kelurahan Patihan Wetan, Mangunsuman, Kertosari, dan Cokromenggalan yang berkahir di dekat sanggar Langen Kusumo Kerkopan.

[caption id="attachment_350325" align="aligncenter" width="490" caption="Tari warok pembuka tampilan di setiap pemberhentian"]

1423535075667853211
1423535075667853211
[/caption]

[caption id="attachment_350326" align="aligncenter" width="490" caption="warok, klono sewandono, jathilan, bujang ganong, dan ganongan"]

1423535157213610471
1423535157213610471
[/caption]

[caption id="attachment_350329" align="aligncenter" width="490" caption="penari jathilan, tanpa alas kaki meski di aspal panas"]

1423535249691969884
1423535249691969884
[/caption]

[caption id="attachment_350334" align="aligncenter" width="490" caption="Dadag merak mengakiri penampilan"]

14235356971589959295
14235356971589959295
[/caption]

[caption id="attachment_350330" align="aligncenter" width="490" caption="Klono sewandono, mendamaikan ke dua harimau yang berkelai"]

1423535377602058595
1423535377602058595
[/caption]

Penampilan reyog obyog ini merupakan cikal bakal seni reyog sebelum reyog panggung seperti sekarang ini, karena reyog panggung dimulai ketika ada festival beberapa tahun lalu, di daerah atau dikampung-kampung reyog obyog sangat dominan, lebih simple dan lebih sedikit biaya, karena tidak butuh set panggung, soud system dan lampu lampu panggung. untuk satu set penampilan hanya diperlukan 2-4 juta rupiah, itupun kalau ada permintaan dari orang yang punya hajat, kalau bertepatan dengan perayaan agustusan atau hari besar lainya suka rela dari kelompok seni itu sendiri, asal bisa tampil dan menghibur mereka tak mematok bayaran.

[caption id="attachment_350333" align="aligncenter" width="490" caption="semua usia, reyog digemari tua dan muda"]

1423535557276076775
1423535557276076775
[/caption]

Reyog obyok biasanya ditampilakan pada siang hari, acara berakhir setelah rute terakhir yang direncanakan sudah terlewati. Dan tampil lengkap mulai dari tari warok, jathilan, bujang ganong, klono sewandono dan dadag merak.

Setelah berakhir penari, gamelan, dan retyog dadag dinaikan truk, sementara para penontong akan berjalan lagi menuju rumah masih-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun