Acara kemarin diprakarsai oleh komunitas 'Kerkopan' dan Sanggar seni Langen Kusumo, ada 2 versi Kerkopan adalah singkatan dari Kertosari Cokromenggalan dan Patihan Wetan, karena sanggar atau komunitas itu berada pada perbatasan 3 kelurahan tersebut. Namun menurut mas Pranoto panitia seni kemarin, Kerkopan berasal dari bahasa Belanda Kerkhoff (pekuburan) karena di dekat sanggar tersebut ada pekuburan jaman Belanda. Dan sudah jamak tempat itu disebut dengan Kekopan atau Jaratan Londo.
Acara dimulai dari perempatan Pasar Pon Kota Lama menuju ke arah jalan Bathoro Katong melewati kelurahan Patihan Wetan, Mangunsuman, Kertosari, dan Cokromenggalan yang berkahir di dekat sanggar Langen Kusumo Kerkopan.
[caption id="attachment_350325" align="aligncenter" width="490" caption="Tari warok pembuka tampilan di setiap pemberhentian"]
[caption id="attachment_350326" align="aligncenter" width="490" caption="warok, klono sewandono, jathilan, bujang ganong, dan ganongan"]
[caption id="attachment_350329" align="aligncenter" width="490" caption="penari jathilan, tanpa alas kaki meski di aspal panas"]
[caption id="attachment_350334" align="aligncenter" width="490" caption="Dadag merak mengakiri penampilan"]
[caption id="attachment_350330" align="aligncenter" width="490" caption="Klono sewandono, mendamaikan ke dua harimau yang berkelai"]
Penampilan reyog obyog ini merupakan cikal bakal seni reyog sebelum reyog panggung seperti sekarang ini, karena reyog panggung dimulai ketika ada festival beberapa tahun lalu, di daerah atau dikampung-kampung reyog obyog sangat dominan, lebih simple dan lebih sedikit biaya, karena tidak butuh set panggung, soud system dan lampu lampu panggung. untuk satu set penampilan hanya diperlukan 2-4 juta rupiah, itupun kalau ada permintaan dari orang yang punya hajat, kalau bertepatan dengan perayaan agustusan atau hari besar lainya suka rela dari kelompok seni itu sendiri, asal bisa tampil dan menghibur mereka tak mematok bayaran.
[caption id="attachment_350333" align="aligncenter" width="490" caption="semua usia, reyog digemari tua dan muda"]
Reyog obyok biasanya ditampilakan pada siang hari, acara berakhir setelah rute terakhir yang direncanakan sudah terlewati. Dan tampil lengkap mulai dari tari warok, jathilan, bujang ganong, klono sewandono dan dadag merak.
Setelah berakhir penari, gamelan, dan retyog dadag dinaikan truk, sementara para penontong akan berjalan lagi menuju rumah masih-masing.