Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bernostalgia di Kota Lama, Ponorogo

15 Februari 2015   22:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:08 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_351239" align="aligncenter" width="486" caption="Prapatan Pasar Pon"][/caption]

Ponorogo, 15/02/2015

Dalam sejarah berdirinya Ponorogo pernah mengalami perpindahan pusat pemerintahan, sebelum di tempat sekarang ini pusat pemerintahan berada di sekitaran Pasar Pon, orang lebih suka menyebut Kota Lama.

"Prapatan Pasar Pon" ini menjadi pusat kegiatan masyarakat, pasar ini berdiri sejak jaman Ponorogo berdiri sehingga sekarang, namun besar dan luasnya kalah dengan pasar Songgolangit yang menjadi pasar induk Ponorogo sekarang ini, prapatan (perempatan) ini menjadi batas 3 kecamatan yakni; Babadan, Siman dan Jenangan, dan menjadi batas 4 kelurahan yakni; Kadipaten, Singosaren, Mangunsuman, dan Patihan Wetan.

Beberapa bangunan serta peninggalan bersejarah masih bisa kita nikmati dan kita pelajari dan dirawat sehingga sekarang, berikut liputannya;

[caption id="attachment_351236" align="aligncenter" width="518" caption="Komplek makam Sunan Katong dan bangsawan muslim di Setono, Ada 3 gapura dan ada 3 pintu masuk"]

1423982737940320368
1423982737940320368
[/caption]

Makam Setono, komplek makam para bangsawan sekaligus para penyebar agama Islam berada ditimur perempatan belok ke kiri tepatnya di jalan Raden Katong kelurahan Setono Kecamatan Jenagan. Ini menjadi salah satu tujuan wisata religi, di makam ini disemayamkan antara lain Sunan Katong (Raden Katong), beliau putra prabu Brawijaya yang merupakan utusan Raden Patah dari Demak untuk menyebarkan agama Islam sekaligus meredakan pemberontakan di Suru Kubeng (oleh daerah Jetis Ponorogo) yang dipimpin oleh Ki Ageng Kutu.

Disemayamkan juga, Ki Ageng Mirah (dari Demak), patih Seloaji, dan para istri Sunan Katong berikut keturunan serta pengikutnya.

Makam ini buka pada Kamis malam Jumat, dan bila ada peziarah diluar waktu tersebut bisa menghubungi juru kunci yang berada tidak jauh dari komplek makam.

Dalam jalan menuju makam ada 3 gapura (regol) seperti gambar diatas, dan ada 3 pintu menuju bangunan utama. Dan di komplek makam tersebut ada masjid dan madrasah yang menjadi kegiatan keagamaan sampai sekarang.

[caption id="attachment_351434" align="aligncenter" width="512" caption="Masjid Kauman Kota Lama, bertahun 1560 M dan dipugar tahun 1965 sesuai prasasti yang berada di halaman"]

1424088196741275247
1424088196741275247
[/caption]

Masjid Kauman Kota Lama, berada diutara perempatan Pasar Pon belok kiri, bangunan masjid masih berdiri kokoh dan dipakai sampai sekarang. Angka tahun pembuatan 1560 dan dipugar tahun 1965 sesuai pada prasasti yang terdapat pada halaman masjid.

Dan dibelakang masjid ada komplek makam para pengurus masjid, dan salah satu makam yang bercungkup besar dan tidak terawat, karena ada kepercayaan tidak boleh menziarahi makam tersebut, entah bagaimana sejarahnya tentang hal ini, ketika bertanya pada orang yang diberada disekitar masjid dia hanya menggeleng tidak mau berpolemik dan tidak mau berandai-andai. Mungkin  dalam adat [norma] Jawa istri seorang raja tidak boleh kawin lagi sepeninggal sang raja, namun salah satu istri ada yang kawin lagi sepeninggal sang raja, dan ketika meninggal dan dikuburkan di komplek makam Setono  jenasahnya tidak bisa masuk kedalam liang lahat, akhirnya dikuburkan di belakang masjid  Kauman ini. Ada kepercayaan perempuan yang merawat makam tersebut akan menjadi wanita nakal, dan tapi sering juga ada perempuan nakal yang berziarah disitu agar laris dan diminati lelaki hidung belang. Tapi entahlah kepercayaan itu masih berlaku sampai sekarang.

Selain masjid juga terdapat pondok pesantren yang berada di samping kanan kiri serta jalan masuk ke masjid Kauman Kota Lama ini.

[caption id="attachment_351437" align="aligncenter" width="504" caption="Kuliner khas kota lama, sego tahu, pecel tumpuk, dan sate setono"]

1424088389858157297
1424088389858157297
[/caption]

Sate Ayam dan Sego Tahu, kuliner khas yang hanya bisa kita dapatkan di daerah ini, sebenaranya di Ponorogo merupakan sentra sate ayam, namun sate ayam di daerah Kota Lama ini mempunyai ciri khas, dimana ayam direbus dulu sebelum di sunduk menjadi sate, sambal kacang dan bumbunya juga beda dengan sate di daerah Ponorogo kota, dan ke khasan ini diikuti oleh pedagang-pedagan sate di pinggiran dan desa-desa di Ponorogo, sate ini biasa jualannya dipikul sambil teriak "Teeeeee................ sate....................."

Namun begitu juga banyak pedagang sate yang mangkal di sekitaran kota lama, diantaranya di komplek pasar Pon dan di utara, timur, selatan, dan barat pasar Pon.

Sego tahu, nasi tahu yang khas nasi atau lonthong yang di kasih tahu goreng yang dikopyok dengan telur, sambal atau bumbunya kacang peda dan diberi kecap manis dan acar. Dan nasi tahu ini bisa kita dapatkan di selatan perempatan dan barat perempatan.

Ada juga pecel tumpuk dan soto santan khas pasar pon, yang akan memanjakan lidah pengunjung.

[caption id="attachment_351249" align="aligncenter" width="486" caption="rumah khas Ponorogo-an dan juragan batik"]

1423987232946649881
1423987232946649881
[/caption]

Rumah priyayi dan juragan batik, Di sepanjang jalan Batoro Katong dan sekita kota lama ini kita akan dibuat kagum oleh rumah rumah dengan arsitek lama, rumah khas Ponorogo seperti gambar di atas dan  rumah yang menjulang tinggi dengan atap yang agak tegak dengan halaman luas. Mirip bagunan jaman Belanda, dan hanya orang-orang kaya yang bisa memiliki bangunan ini. Dan daerah ini dulu menjadi rumah-rumah juragan batik, dan bangunan tersebut selain digunakan rumah hunian juga dibuat sekolahan dan perkantoran. Nama jalan-jalan seperti sido mukti, cide wilis, ukel, parang menang, parang kusumo menjadi bukti kalau daerah sini menjadi pusat batik dan kota.

[caption id="attachment_351250" align="aligncenter" width="510" caption="kota budaya"]

14239883201349956928
14239883201349956928
[/caption]

Dari kota lama ini pula kegiatan budaya di Ponorogo dimulai, seperti kirab budaya, kirab Grebeg Syuro, Kirap Pusaka, intinya adalah gambaran pindahnya pemerintahan dari kota lama ke kota baru yang sekarang ini yang berjarak kurang lebih 10 km.

Kota lama ini banyak group kesenian reyog dan sanggar tari tentang Ponorogo, yang bisa didatangi kapan saja.

[caption id="attachment_351438" align="aligncenter" width="504" caption="Sekitar kota lama menjadi sentra pengrajin batu bata dan gerabah dari tanah"]

14240885011917109557
14240885011917109557
[/caption]

Kota lama juga menjadi sentra pembuatan batu bata dan gerabah, banyak asap dari perapian menjelang sore dari tempat tempat pembakaran batu bata dan gerabah. Kegiatan ini sebagia besar sudah menjadi penghasilan utama di sela sela pekerjaan di sawah.

*) Salam Budaya untuk melihat liputan lainnya kampret-jebul-kebudayaan
*) Salam Kampret
*) Salam Jalan-jalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun