Mohon tunggu...
Maybrat Kreatif
Maybrat Kreatif Mohon Tunggu... Relawan - Nhaf Sau -Bonout Sau ( Satu Hati - Satu Komitmen)

Komonitas Pemerhati Sosial, Wadah mengumpul aspirasi serta, Berusaha menyampaikan kepada setiap orang yang berusaha mendengar, dan menerima aspirasi yang di sampaikan, Tentu dengan cara cara yang KREATIF dan EFEKTIF.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Perspura Jayapura: Simbol Harga Diri dan Penghiburan Luka Hati Konflik Politik Orang Papua

2 April 2022   00:02 Diperbarui: 2 April 2022   00:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Bola.Com/Reaksi Netizen usai Persipura Terdegradasi dari BRI Liga 1 Indonesia.

Prestasi Persipura ini mulai di raih semenjak hadirnya Bapak Drs. Manase Roberth Kambu, M.Si sebagai Walikota Jayapura. Dimana dimulai dengan diraihnya Juara Liga Utama Indonesia oleh Persipura pada tahun 2005. Awal juara inilah muncul pemain-pemain legendaris Persipura seperti Boas Solossa, Ian Luis Kabes, Tinus Pae, Rickardo Salampessy, Jack Komboy, Eduard Ivakdalam, Imanuel Wanggai, dan lain-lain, hingga kelahiran generasi berikutnya yang di lanjutkan oleh Walikota Jayapura Bapak Benhur Tommy Mano seperti Titus Bonai, Patrick Wanggai, Yohanis Pahabol, Nelson Alom,  Gunansar Mandowen, Ramai Rumakiek, Todd Rivaldo Ferre, dan lain-lain hingga saat ini tahun 2022.

Suatu era kebangkitan yang muncul bersamaan dengan masa-masa kritis konflik politik Papua di era reformasi dan era Otsus Papua. Dimana dapat dikatakan, semua hal tentang Persipura sudah menyentuh dan menyatu ke dalam sendi-sendi kehidupan orang Papua. Mulai dari daerah perkotaan hingga ke kampung-kampung, dusun-dusun, hingga daerah pedalaman dan rimbawa Papua. Suatu dampak vital kehadiran Persipura yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan orang Papua.

Namun kini, apa boleh di kata. Nasi sudah menjadi bubur. Sebab berakhir sudah perjalanan prestasi dan sejarah besar Persipura di Liga 1 Indonesia. Nasib yang sulit diterima, tetapi susah dilupakan. Begitulah keadaan yang di alami oleh semua pihak yang mencintai Persipura saat ini. Terutama orang Papua harus mengalami rasa duka hati yang mendalam hari ini.

Persipura harus menjadi korban politik sepakbola Indonesia oleh para mafia sepakbola, lewat sangsi pelanggaran, pengurangan poin, pengaturan skor pertandingan, dan pola politisasi internal manajemen klub Persipura yang sengaja memainkan berbagai kebijakan yang secara langsung berdampak merugikan prestasi Persipura.

Sebab Persipura yang sebagai satu-satunya tim sepakbola asal Papua yang masih berlaga di Liga kasta tertinggi Indonesia, akhirnya harus gulung tikar dan pulang membawa muka murung, dan berberat hati, terpaksa harus siap mengarungi Liga 2 Indonesia musim depan. Dan akhirnya tidak ada lagi tim sepakbola asal Papua yang akan mengisi kompetisi Liga 1 Indonesia musim depan 2022-2023.

Dengan demikian saat ini orang Papua harus menerima kenyataan pahit yang diderita Persipura. Mungkin Persolaan Persipura saat ini di lain pihak bisa di ungkit karena masalah politik, kesalahan manajemen, kesalahan pemain, atau kesalahan apa pun, hal tersebut tidak dapat mengubah kenyataan yang sudah terjadi saat ini. Semua sudah terjadi.

Hanya saja, satu hal penting yang harus disadari oleh semua komponen anak bangsa Indonesia adalah jangan menganggap remeh harga diri orang Papua. Kapan lagi harga diri orang Papua harus di hargai di Indonesia ??? Hari ini Otsus Papua banyak bermasalah, konflik Papua terus bergejolak, kesejahteraan orang Papua jauh dari harapan, dan akhirnya Persipura tim kebanggaan orang Papua yang masih menyisakan kebanggaan dan kebahagiaan hati orang Papua di Indonesia pun harus tergusur dari Liga 1 Indonesia. Sejarah ketidakadilan yang sulit diterima oleh orang Papua.

Terutama untuk para pihak manajemen Persipura, perlu ingat bahwa Persipura pada dasarnya adalah simbol keutuhan kekuatan psikologis orang Papua, harga diri dan identitas politik orang Papua. Marwah utama yang semestinya harus di jaga untuk menopang kedamaian dan kebahagiaan hidup orang Papua di Indonesia.

Artinya Persipura itu aset berharga orang Papua. Manajemen Persipura jangan membawa motif membangun investasi klub untuk kepentingan panggung politik, investasi ekonomi pribadi atau kelompok tertentu, sebab hal tersebut bisa membuat Persipura kehilangan nilai-nilai dan marwah ke Papua an, karena terkontaminasi kepentingan politik dan ekonomi, yang pada akhirnya membuat Persipura menjadi produk politik dan produk pasaran ekonomi dalam dunia sepakbola semata.

Demikian sekilas tanggapan penulis terkait kondisi Persipura saat ini. Suatu hasil yang buruk, tetapi harus di adakan evaluasi secara menyeluruh untuk memperbaiki semua kesalahan yang sudah terjadi. Terutama kondisi Manajemen, dan prospek Persipura ke depan. Semuanya harus di mulai lagi dari bawah dengan cara yang terbaik.

Dan terkait hasil yang di raih Persipura hari ini, pada  prinsipnya kita sebagai orang Papua maupun suporter setia Persipura, perlu membangun optimisme bersama bahwa, sampai kapan pun, Persipura tetap Persipura. Karena talenta sepakbola tidak akan pernah berakhir dari bumi Papua. Mutiara Hitam tetap Mutiara Hitam. Yang walaupun di kubur dalam lumpur, Mutiara Hitam tetap Mutiara Hitam. Seperti emas Papua, seperti kekayaan alam Papua yang melimpah, bumi Papua tetap adalah sumber utama kekayaan pemain sepak bola terbaik di Indonesia dan bahkan tingkat dunia Internasional. Papua tidak akan pernah hilang prestasi sepakbola sepanjang masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun