Mohon tunggu...
Moh MasykurKasyafi
Moh MasykurKasyafi Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa S1 Desain Produk Universitas Dinamika Surabaya

Wong Asor beristiqomah dalam In Omnia Paratus. Anggota Gerakan Peduli Sosial Universitas Dinamika 2022-2024. Ketua Umum UKKI Universitas Dinamika 2023-2024. Kader GMNI FISIP UWKS. MERDEKA!!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mencintai Masalahku (Refleksi Akhir Tahun 2024 dan Awal Tahun 2025)

2 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 2 Januari 2025   09:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pohon Mangga itu daunya masih bergeming, meski angin malam terus memanggil. Aku duduk di dibawah pohon mangga, menatap secangkir kopi racik hitam hangat yang hampir kehilangan uapnya dan menghisap rokok yang ku tak tau hampir habis. Malam terakhir di tahun 2024, seperti lembar terakhir sebuah buku usang. Namun, alih-alih menutupnya, aku membuka kembali halaman-halaman yang penuh noda (masalah). 

Masalah. Kata yang begitu sederhana namun sering menjadi batu sandungan bagi perjalanan hidupku. Aku ingat betul bagaimana sepanjang tahun ini (2024), masalah datang seperti badai yang mengamuk, memporakporandakan harapanku. Namun, anehnya, malam ini aku merasa damai. Bagaimana bisa? Apa yang berubah? . 

Tahun itu dimulai dengan ambisi besar. Aku menetapkan berbagai target: kuliah yang lebih stabil, dekat dengan rembulan yang lebih dewasa, bahkan rencana liburan panjang ke tempat-tempat yang belum pernah kudatangi. Namun, kenyataan sering kali punya rencana sendiri, bukan? . 

Bulan Mei, aku kehilangan sang rembulan. Pendekatan yang telah kubangun dengan rembulan selama berbulan-bulan hancur begitu saja. Kata-kata terakhirnya masih bergema di telingaku: “Kita terlalu sibuk mencari kesempurnaan, sampai lupa bahwa retakan itu adalah bagian dari keindahan.”. Saat itu, aku hanya merasakan kesedihan. Kenapa? Yups itulah pertama kali aku dekat dengan rembulan dan rembulan sendiri selalu memperhatikan ku setiap saat sehingga aku terbawa dengan keindahan perilakunya. 

Bulan November, aku kehilangan fokus pada kehidupan kuliah. Bayangan stabilitas yang kupegang erat tiba-tiba direnggut tanpa peringatan. Aku merasa seperti kapal tanpa jangkar, terombang-ambing di lautan ketidakpastian. Ada alasan tersendiri yang memporak-porandakan kehidupan itu, yaitu : memperjuangkan nama organisasi untuk kembali tenar dihadapan masyarakat miniatur Negara.

Kemudian, masalah keluarga yang datang di setiap saat. Perdebatan yang tak ada habisnya tentang ekonomi membuat aku merasa asing di tengah orang-orang yang seharusnya paling dekat denganku.  

“Apa salahku?” sering kali aku bertanya pada diriku sendiri. Tapi bukankah itu pertanyaan yang sia-sia? Salah siapa tidak penting. Yang penting adalah bagaimana aku bisa bertahan, bagaimana aku bisa menemukan makna di balik semua ini.  

Pernahkah kita berpikir, mengapa masalah selalu hadir di setiap sudut hidup kita? Apakah masalah benar-benar musuh, atau mungkin mereka adalah teman yang tak kita undang?. 

Pada malam tahun baru, saya menyadari sesuatu yang telah saya abaikan. Masalah-masalahku yang dulu aku benci, kini terasa seperti buku berisi pelajaran. Jika hidup adalah sebuah buku, maka masalah adalah tinta yang menyusun ceritanya. Apa jadinya aku menulis tanpa dia? Apa yang dapat aku pelajari tanpa mereka?. 

 

Masalah itu seperti hujan. Pada saat itu, aku merasa kedinginan dan lembap, dan tubuhku mulai menggigil. Tapi bukankah hujan juga menyuburkan tanah, membuat bunga mekar, dan melahirkan pelangi? Masalah, bagiku, adalah hujan yang menyiram tanah kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun