Mohon tunggu...
Santoso
Santoso Mohon Tunggu... Guru - Petani Muda dan Penulis

Menulis itu indah dan Berbagi itu berkah (Bung Santoso) Cogito Ergo Sum; Aku Berfikir Maka Aku Ada (Descartes)

Selanjutnya

Tutup

Financial

Globalisasi Menggeser Nilai Konsumsi

9 Desember 2020   08:47 Diperbarui: 9 Desember 2020   08:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*oleh: Santoso, S.Sos

Menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, ''era modern ini, berbagai barang dan jasa sangat mengubah pemikiran seseorang dalam  bergaya hidup. Gaya hidup modern, bisa dikaitkan pada perilaku seseorang dalam mengkonsumsi kebutuhan hidup mereka. 

Banyak orang yang sebelumnya tidak mampu membeli bermacam-macam barang (daya beli rendah) atau memang tidak ingin melakukannya (mereka tidak melihat adanya kebutuhan atau nilai tambah membeli barang-barang yang berorientasi fashion). Ternyata saat ini orang-orang tersebut telah mengembangkan sebuah kebutuhan, nilai, dan tujuan budaya baru yang dapat dipuaskan dengan cukup mudah yaitu melalui mengkonsumsi"

Seiring dengan perkembangan kapitalisme lanjut semenjak tahun 1920-an menunjukkan adanya perubahan dramatis karakter masyarakat dalam produksi dan konsumsi. Jika dalam era kapitalisme awal, produksi mendominasi dalam membentuk pasar kapitalisme kompetitif, maka pada era kapitalisme lanjut, konsumsi menjadi determinan pasar kapitalisme yang juga berubah, semakin bersifat monopistik. 

Sejak tahun 1960-an, kedudukan dominan konsumsi bahkan bukan dalam kawasan ekonomi saja. Namun lebih dari era -era sebelumnya, saat ini konsumsi menjadi motif yang utama dalam menggerakan realitas sosial, budaya, bahkan politik.

Dalam masyarakat konsumen, objek --objek konsumsi yang berupa komoditas tidak lagi sekedar memiliki manfaat (nilai-guna) dan harga (nilai tukar-tukar) seperti yang dijelaskan oleh Karl Marx salah satu tokoh sosiologi. Namun lebih dari itu, kini telah bergeser dengan menandakan status, prestise, dan kehormatan (nilai-tanda dan nilai --simbol). Nilai-tanda dan nilai simbol, yang berupa status, pretise, ekspresi gaya dan gaya hidup, kemewahan dan kehormatan merupakan motif utama dalam aktivitas konsumsi masayarakat konsumen.

Dari uraian di atas, Dewasa ini, perkembangan tekonologi cukup pesat. Berbagai penawaran barang dan jasa bisa melalui media serta  berbagai banyak macam barang yang ditawarkan. Sehingga, iklan barang yang disampaikan lewat pesan iklan dapat mempengaruhi masyarakat yang melihatnya untuk membeli. Barang tersebut misalanya pakaian mewah dan Hanphone bermerek. Perkembangan modernisasi tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan sosial. Apabila tidak bisa menyikapi dengan bijak maka lambat laun akan terbawa arus globalisasi. 

Terlebih lagi dalam hal mengkonsumsi barang barang yang bermerek mewah, Globalisasi menawarkan bermacam-macam bentuk barang tersebut. Pada akhirnya, bisa membentuk perilaku konsumtif sesorang. Perilaku mengkonsumsi barang atau jasa yang tidak lagi berdasarkan nilai manfaat tetapi lebih dari itu yaitu mengkonsumsi berdasarkan Simbol dan Tanda yang melekat dari suatu barang. Artinya membeli dan menggunakan barang tidak lagi dengan pertimbangan rasional namun lebih mementingkan keinginan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun