Mohon tunggu...
Santoso
Santoso Mohon Tunggu... Guru - Petani Muda dan Penulis

Menulis itu indah dan Berbagi itu berkah (Bung Santoso) Cogito Ergo Sum; Aku Berfikir Maka Aku Ada (Descartes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Pahlawan: Bangkitkan Spirit Petani Muda

10 November 2020   06:50 Diperbarui: 10 November 2020   06:55 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggal 10 November 2020. Segenap rakyat Indonesia, kembali mengingat sejarah para Pahlawan yang telah memerdekaan Negeri ini. Tetapi bukan hanya sekedar diingat. Ada yang lebih dari itu, baik kaum tua maupun muda di Indonesia harus dapat mengambil makna dari momentum Hari Pahlawan. Terutama bagi kaum muda yang sejatinya garda terdepan dalam mengawal bangsa ini.

Hari Pahlawan yang diperingati tahun ini diharapkan dapat menyadarkan kaum milenial, untuk menanamkan rasa cinta terhadap Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam. 

Sebagai generasi penerus Bangsa, kaum milenial harus mengambil spirit perjuangan para pahlawan. Keberanian mereka dalam meperjuangkan kemerdekaan perlu dicontoh. Kerja keras, kedisplinan, pengorbanan fisik maupun pikirian mereka pertaruhkan

Dalam konteks saat ini, kaum milenial dapat mengambil spirit perjuangan para pahlawan untuk mendukung kesehjateraan sosial. Banyak hal positif yang dapat dilakukan oleh kaum milenial dalam membrikan konstribusi untuk Bangsa ini. Misalnya dengan mengembangkan kewirausahaan. Banyak pilihan untuk dijadikan usaha. Seperti usaha dalam sektor Pertanian.

Indonesia dikenal dengan Negara Agraris. Karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia banyak bekerja di sektor pertanian pada Februari 2017. Penduduk yang bekerja di pertanian sebanyak 39,68 Juta orang atau 31,86 persen.

Peluang berwirusaha di bidang pertanian sesungguhnya sangat menjanjikan. Terutama bagi anak muda yang tenaga dan pikirannya masih memumpuni. Bidang pertanian menjadi pilihan untuk mencari pendapatan.

Tetapi di zaman milenial ini, masih sedikit yang mau menyandang gelar petani muda. Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, mencatat jumlah petani muda yang mengalami penurunan 415.789 orang dari periode 2017-2018.

Dari data tersebut, menunjukkan kurangnya minat para pemuda untuk terjun dalam bidang usaha pertanian. Padahal pertanian juga merupakan sektor penting disetiap negara terutama Indonesia. 

Hal ini perlu menjadi perhatian. Kaum muda umumnya masih ada yang berfikir bahwa pertanian adalah pekerjaan yang melelahkan, membosankan dan untuk mendapatkan uang harus berpanas-panasan, kehujanan serta proses menunggu panen yang lama. Tentu hal tersebut akan berdampak pada sektor ketahanan pangan di Indonesia.

Penelitian The Smeru Resarch Institute mengungkapkan bahwa alasan kaum muda enggan menggeluti usaha bidang pertanian sangat beragam, mulai dari gengsi, kulitnya takut hitam hingga ingin bekerja di kantoran. 

Padahal untuk menggeluti usaha pertanian tidak harus terus menerus kita bekerja sendirian di ladang. Akan tetapi kita dapat menerapkan konsep --konsep yang mantang. Contohnya, mengolah tanah bisa dilakukan dengan alat bajak penggemburan, menyiram dengan Sprinkle air, selang hidroponik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun