Mohon tunggu...
Bung Samuel Tampubolon
Bung Samuel Tampubolon Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Belajar berpikir dan berjuang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila Ideologi Dunia?

2 September 2019   12:59 Diperbarui: 2 September 2019   13:12 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila sebagai dasar negara yang pertama kali disebutkan oleh presiden soekarno menjadi awal dari lahir nya idiologi negara pada 1 juni 1945 kemudian disusul piagam Jakarta dan juga ditetapkan nya undang undang dasar negara pada 18 agustus 1945 yang menjadi landasan negara.

Ketua cabang GMNI Pematangsiantar, Bung Samuel Tampubolon mengatakan ditengah berbagai dinamika politik paska pemilu yang kian mengarah kepada upaya perpecahan sesama anak bangsa.  Dalam momentum 74 tahun PANCASILA yang jatuh pada setiap tanggal 1 juni, dewan pimpinan cabang Cabang GmnI Pematangsiantar mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap memelihara serta senantiasa memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, sebagai bentuk sikap kebangsaan yang saling menghormati perbedaan dan keberagamaan masyarakat bangsa Indonesia. Sebagai mana yang tertuang dalam sila ke-3 yakni Persatuan Indonesia.

Samuel menegaskana bahwa Pancasila sebagai idiologi dan dasar negara Indonesia, jauh lebih baik bagi masyarakat Indonesia yang bhineka dibandingkan ideologi lain dari luar seperti liberalis komunis maupun khilafa yang akhir-akhir ini terus di munculkan kelompok di masyarakat sebagai kaum muda sudah sepatutnya kita untuk terus mengelorakan pancasila sehingga bukan hanya sebatas memperingati upacara semonial saja tetapi lebih dari itu kita harus mampu mengamalkan nya sehingga kita tidak akan pernah mengalami amnesia sejarah, amnesia kepada sejarah ideologinya dan amnesia terhadap tokoh-tokoh bangsa nya sebagai bentuk upaya untuk terus menjaga memori kolektif bangsa Indonesia melawan lupa. 

Dan sebagai pengingat dari satu kutipan soekarno "apa yg kuperbuat hanyalah menggali lagi mutiara lima dari bumi indonesia itu, dan mutiara lima ini kupersembahkan kepada bangsa indonesia yang merupakan lima dasar daripada pancasila". Sebagai penutup samuel menuturkan, mari perkokokoh persatuan dan kesatuan bangsa karena sejatinya perilaku pancasila ialah mempersatukan bukan memisahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun