Sekuel ketiga The Equalizer dijuduli Final Chapter telah rilis pada tahun lalu, Agustus. Saya sudah nonton film ke-1 dan ke-2. Film The Equalizer berkisah tentang Robert McCall, sosok pensiunan angkatan laut dan DIA (Defense Intelligence Agency) AS, yang teguh menjaga intelektualitasnya dan membela kebenaran. Hidupnya seperti biarawan.Â
Berbeda dengan film-film aksi biasanya, The Equalizer menampilkan sosok protagonis yang hobi baca buku sekaligus ahli bertarung. Tulisan ini tentu tak hendak bicara ihwal isi film, tapi khusus ingin menyorot buku-buku yang ditampilkan di dalam film The Equalizer.
Saya hanya akan melayang-pandang buku-buku yang ditampilkan dalam film The Equalizer 2. Mengapa cuman yang ke-2, karena hanya film kedua ini yang bisa saya ulang-ulang tanpa harus kehilangan kuota data.
Buku-buku yang ditampilkan di film The Equalizer ke-2 pertama adalah Between the World and Me, karya Ta-Nehisi Coates. Buku ini masuk kategori non-fiksi. Ia ditulis Coates sebagai surat pada putranya nan jelang remaja ihwal persepsinya mengenai perasaan, simbolisme, dan realitas yang dikaitkan dengan menjadi kulit hitam di Amerika Serikat. Buku ini terbit pada 2015. Buku ini dibaca McCall saat adegan pembuka di kereta api di negeri Turki. Buku ini tampil dua kali. Kali kedua pada 1 jam, 7 menit, dan 40 detik kemudian.
Siddhartha, besutan Herman Hesse. Ini sebuah novel. Ditulis Hesse aslinya dalam basa Jerman pada 1922. Kali pertama terbit di Amerika Serikat adalah warsa 1951. Buku ini cukup berpengaruh selama 1960-an. Kisah di buku ini bertempat di kerajaan Kapilawastu di Nepal kuna.Â
Buku selanjutnya,Siddhartha, terdiri dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, siddha (pencapaian) + artha (apa yang diupayakan), bersama-sama ia bermakna "orang yang menemukan makna (eksistensi)" atau "orang yang mencapai tujuannya." Buku yang dipegang McCall adalah terbitan New Directions, cetakan ke-6, Hardcover Slipcase, 1951. Dua kali buku ini tampil. Di menit ke-9 saat dia di mobilnya, dan menit ke-12 detik ke-51 kala ia duduk di kursi baca di apartemennya di New York.
In Search of Lost Time. Buku ini ditulis oleh Marcel Proust. Buku itu menggambarkan ingatan masa kecil, muda, dewasa dan otobiografinya. Dianggap sebagai salah satu buku terbaik abad keduapuluh, bahkan dalam sejarah. Terdiri dari 3200 halaman, 1,2 juta kata, dan 2000 huruf.Â
Selanjutnya,Buku yang dibaca McCall adalah yang berkover biru, terbitan The Folio Society, London. Kemungkinan Volume Enam. Buku ini aslinya 7 volume. Buku In Search itu porosnya kurang lebih adalah dunia batin Proust, pemikirannya ihwal seni, politik, musik, teater, dan kehidupan asmaranya.Â
Di The Equalizer 2, buku ini terlihat pada menit ke-49 detik ke-21, saat ditaruh di depan pintu apartemen McCall oleh Miles, pemuda bingung antara mau jadi gangster atau lanjut kuliah. Dua kali buku ini terlihat. Kali keduanya adalah pada  satu jam, menit ke-52, dan detik ke-9.
Native Son. Terbit pada 1940, buku Native Son adalah novel nan ditulis oleh Richard Wright, penulis Amerika. Buku itu berkisah ihwal pemuda 20 tahunan Bigger Thomas, anak muda kulit hitam nan hidup dalam kepapaan sempurna di wilayah miskin SisiSelatan Chicago pada 1930-an. Buku ini muncul pada 01:25:39. Saat saya search di Google, tampaknya buku itu asli terbitan pada 1940, hard cover, oleh Harpers and Brothers, New York and London.
Buku berikutnya, besutan Richard Wright,Itulah beberapa buku yang tampil dalam The Equalizer 2. Foto-foto buku yang saya sertakan di sini sesuai dengan buku yang ditampilkan di dalam film. Saya sebenarnya ingin membahas juga buku-buku dalam filmnya yang pertama, tapi filenya sudah tak ada lagi di komputer. Karenanya cukup film yang kedua ini saja. Â Â
Film yang menampilkan buku dan jagoan sebagai bagian cerita memang agak jarang ditemui. The Equalizer 1 dan 2 mengisi kekosongan ini. Buku menemani McCall dalam kehidupannya yang menyendiri. The Equalizer 1 memberikan list 100 buku yang dibaca oleh istri McCall. Istrinya telah mati. Tapi, untuk tetap menghidupkan kenangan atasnya, McCall membaca buku-buku dalam list tersebut. Apa saja list 100 buku itu? Ya, jawabannya tonton The Equalizer 1.[ ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H