(1)
Demokrasi jalanan, tentu bukan vox populli vox dei.
(2)
Khutbah jumat itu adalah media penyampai nilai-nilai religius (baca: nasihat yang berisi perintah dan larangan Gusti Allah) bagi jemaahnya. Apa jadinya jika materi khutbah yang disampaikan khatib memakai bahasa Arab sedangkan mustami'-nya berbahasa lokal dalam kesehariannya. Bukankah minyak dan air tak akan menyatu hingga kiamat pun?
(3)
Jika hasil hutan, laut dan sumber daya alam lain tak dikorupsi para pejabat negara kita, Indonesia, dalam waktu dekat akan segera "merdeka!" Â Â Â Â Â Â
(4)
Maluku itu salah satu propinsi paling sensitif, sedikit-sedikit tawuran, perang. Anehnya perselisihan antar sesama itu selalu saja 'dibungkus'Â agama. Padahal agama mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, tak pernah mengajarkan permusuhan apalagi saling bacok atau tembak. Siapa atau apa yang salah?
(5)
Akhir-akhir ini, menjelang pemilu legislatif tengah demam "ABS". Asapnya diduga muncul dari jajaran TNI.
(6)
Kalau dianalisis dengan cermat, materi kampanye seluruh parpol peserta pemilu, tanpa kecuali, terlalu melangit dan omong kosong. Selalu saja rakyat kecil menjadi korbannya. Saatnya "golput" yang memimpin negeri ini, walau fatwa MUI mengharamkannya. Bisa?
(7)
Impian sederhana saya punya lingkar studi kecil yang konsen dengan kajian kebudayaan, keagamaan, kenegaraan juga pendidikan. Sampai detik ini pun belum terwujud.
Tangerang | Dasana Indah, 6/2/2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H