Seorang anak SD Islam jika biasa diajarkan salat duha oleh gurunya di sekolah sebelum memulai pelajaran pagi, bisa dipastikan kebiasaan tersebut akan terbawa ke rumah saat sekolahnya libur. Ia akan "menagih" orang tuanya untuk salat duha seperti yang dilakukannya saban pagi bersama teman-teman dan gurunya di sekolah.
Demikian satu contoh yang menggambarkan betapa dahsyatnya pembiasaan. Ia bisa membentuk karakter atau perilaku seseorang dalam kehidupannya. Oleh karena itu pembiasaan yang baik dalam bentuk apa pun harus ditanamkan sejak dini.
Tanggung jawab orang tua di rumah menjadi hal penting dalam membangun karakter anak-anaknya. Membiasakan agar anak menyikat giginya sebelum tidur, pada hakikatnya, sedang menanamkan karakter anak tersebut dalam menjaga dan merawat gigi anaknya agar senantiasa bersih, kuat, putih dan cemerlang hingga tua nanti.
Tanggung jawab seorang guru sekolah dasar kelas rendah (1, 2, 3) salah satunya dengan membiasakan anak didiknya rajin membaca. Membaca adalah modal awal bagi anak-anak untuk mengetahui apa pun yang ia kehendaki.
Membaca bagi anak kecil dimulai dari mengenalkan kepadanya kumpulan abjad, melafalkannya, kemudian merangkainya menjada kata dan kalimat.Â
Dilanjutkan dengan membaca sebuah cerita pendek. Ketika anak sudah mulai mahir membaca, memahami teks yang dibacanya, menangkap pesan apa yang dibacanya, maka saat itulah karakternya mulai terbangun.
Butuh waktu dan tenaga untuk membentuk sebuah karakter seorang anak. Sekolah menjadi salah satu media untuk membentuk karakter anak didiknya. Stimulus menjadi penting dalam mewujudkan karakter anak dalam hal pembiasaan membaca ini.Â
Di sinilah pentingnya fasilitas yang menunjang selain sumber daya manusia. Fasilitas selain laboratorium sains, lapangan olahraga, kantin, dan sejenisnya, yang mesti ada di sekolah adalah perpustakaan. Eksistensinya menjadi penting karena di sanalah sumber pengetahuan berasal.Â
Mengandalkan guru di kelas dengan waktu belajar yang singkat dan terbatas, rasa-rasanya jauh dari hasil maksimal yang diharapkan anak didik.Â
Dengan pembiasaan membaca ragam buku pengetahuan yang tersedia di perpustakaan, hakikatnya, karakter anak didik tersebut sedang dipersiapkan menjadi manusia dewasa yang pintar, kritis, bijak dan beretika.
Berkaca dari sejarah, membaca adalah perintah pertama Allah kepada Muhammad (baca: Iqra!) saat beliau mendapatkan wahyu untuk menjadi nabi. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan membaca menjadi sesuatu yang sangat penting dan manfaatnya sangat dahsyat dalam kehidupan. Bayangkan, apa yang akan terjadi jika tak ada kegiatan membaca di dunia ini. Gelap!Â
Omar dan Novel Epik Captain Underpants
Kebiasaan Omar Rasheed, Â bocah kelas 2 SD Islam di Kota Serang, dalam membaca, baik buku pelajaran atau lainnya, masih terlihat rendah. Tapi, setelah dikenalkan pada salah satu novel epik Captain Underpants karya Dav Pilkey, mulai terlihat ada perubahan.Â
Prosentase antara menonton youtube dan membaca novel sekarang mulai berimbang. Dulu, sebelum dikenalkan pada novel atau komik "warisan"Â ibunya itu, aktivitasnya didominasi dengan kegiatan menonton youtube dan bermain game di hp ibunya.
Kini, novel baginya merupakan media dalam mengasah kemampuannya membaca, menyelami cerita dan mendulang pesan yang terkadung di dalamnya.Â
Dari sebuah novel ia mendapatkan banyak manfaat. Pelan-pelan kami ajarkan kebiasaan membaca meski baru pada sebuah novel. Apa pun medianya, membaca harus dibiasakan sejak dini.
Meninggalkan tontonan youtube dan bermain game tak bisa ia tinggalkan 100 persen karena menonton video dan bermain game lebih menarik dan dinamis ketimbang membaca novel atau komik.Â
Meski demikian, membaca novel atau komik mempunyai kesan dan kepuasan tersendiri pula dari pembacanya. Membaca dan menonton adalah dua aktivitas berbeda yang mempunyai kesan berbeda pula.Â
Namun, keduanya memiliki kesamaan yaitu kegiatan yang mengasyikan baginya. Demikian pesan yang saya dapatkan dari pengalaman Omar membaca Captain Underpants selama ini.
Baca terus, baca lagi, hai Captain Omar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H