Mohon tunggu...
Iip Rifai
Iip Rifai Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Penulis Buku PERSOALAN KITA BELUM SELESAI!, 2021 | Pernah Belajar @Jurusan Islamic Philosophy ICAS-Paramadina, 2007 dan SPK VI CRCS UGM Yogyakarta, 2015

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kramatlaban (Mesti) Menjadi "Desa Pendidikan"

2 Desember 2020   13:03 Diperbarui: 3 Desember 2020   23:13 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kramatlaban merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Secara geografis Desa Kramatlaban berbatasan dengan wilayah Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka di sebelah utara; sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Cibojong dan Desa Kadubeureum, Kecamatan Padarincang; sebelah barat berbatasan dengan wilayah Desa Bantarwaru, Kecamatan Cinangka, dan di sebelah timur berbatasan dengan wilayah Desa Bugel, Kecamatan Padarincang (Data Profil Desa Kramatlaban, 2015)

Desa Kramatlaban terdiri dari 8 kampung, yaitu Kampung Sawah, Kampung Rancaranji, Kampung  Kramatlaban, Kampung Kaduwakap, Kampung Gunung Buntung, Kampung Eurih, Kampung Barengkok, dan Kampung Barengkok Sabrang. Desa ini juga terdiri dari 8 rukun warga (RW) dan 26 rukun tetangga (RT).

Jumlah penduduknya kurang lebih 4.798 jiwa dengan mata pencaharian yang beragam, mulai dari petani,wiraswasta, guru, pegawai negeri, buruh, dan sopir. Jika dilihat dari perspektif ekonomi mayoritas warga desa ini ada di posisi masyarakat menengah, artinya ada keseimbangan angka antara warga yang mampu dan tidak mampu.

Sedangkan jika dilihat dari perspektif sosial keagamaan menunjukkan warganya sangat relijius, memegang teguh ajaran keagamaan. Hal ini terlihat dari kegiatan atau ritual yang dilakukan, semacam tahlilan atau sangat kentara saat warga merayakan kegiatan hari besar Islam; maulid Nabi, isra mikraj, rajaban dan sejenisnya (Arsip Sekretaris Desa Kramatlaban, 2018) 

Menyoal pendidikan, penulis belum mendapatkan data teranyar dari berbagai pihak terkait, baik dari Dinas Pendidikan Kabupaten Serang atau Kementerian Agama yang mengurusi madrasah. Penulis juga belum mendapatkan data terkini tentang jumlah warga Kramatlaban yang berusia sekolah (yang) bersekolah baik di PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau tentang prosentase anak yang besekolah dan tak bersekolah di wilayah ini. Namun, jika dilihat dari eksistensi dan jumlah sekolah negeri atau swasta yang berada di bawah pengawasan dikdas maupun dikmen lumayan cukup banyak.

Dari Data Referensi Kemendikbud, 2020, didapatkan bahwa jumlah sekolah dasar dan menengah di desa ini, baik negeri dan swasta, jumlahnya kurang lebih mencapai 12 sekolah yang tersebar di beberapa kampung, misalnya di Gunung Buntung, Rancaranji, Eurih dan Barengkok. Ditambah satu perguruan tinggi berbasis pendidikan Islam yang berada di Kampung Rancaranji. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Kramatlaban dengan adanya fasilitas pendidikan tersebut.

Ini artinya, para orang tua tak lagi bersusah payah menyekolahkan putra-putrinya ke daerah yang jauh dari jangkauan di mana mereka tinggal. PAUD/TK berkualitas ada di Kampung Gunung Buntung, Eurih atau Rancaranji. Pula SDN/MI ada di Rancaranji, Barengkok dan Gunung Buntung. Ada pun sekolah atau madrasah kategori pendidikan menengah dan atas, semisal MTs dan MA bisa ditemukan di Rancaranji dan Gunung Buntung.

Data faktual di atas menunjukkan sekolah-sekolah yang termasuk kategori formal. Jumlah sekolah nonformal, semacam pondok pesantren atau 'kobong', sebutannya demikian, tak kalah jauh dari jumlah sekolah formal. Di Kramatlaban ada beberapa tempat untuk mencari ilmu agama dan ilmu alat (nahwu i'rab, sharaf i'lal) sekaligus dalam rangka mengabdi kepada kiai, sangat banyak sekali. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan, baik formal dan nonformal, lumayan cukup untuk mengakomodasi niat dan hasrat belajar anak-anak yang berusia sekolah di wilayah Desa Kramatlaban ini.  

Tak ada alasan dan cerita bagi warga Kramatlaban yang berusia sekolah tak mendapatkan manisnya 'kue pendidikan'. Sejumlah sekolah, baik negeri dan swasta, dari sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi (STIT Al-Khairiyah Rancaranji), ada dan tersedia di desa ini.

Kondisi hari ini sangat berbeda jauh dengan satu atau dua dasawarsa lalu, di mana warga desanya masih kesulitan untuk melanjutkan sekolah menengahnya karena keterbatasan jumlah sekolah di wilayah ini. Kini, mereka bisa bersekolah atau kuliah tanpa harus meninggalkan kampungnya sendiri sembari membantu pekerjaan orang tua mereka dalam berbagai jenis pekerjaan.

Walhasil, biaya sekolah akan menjadi ringan karena tak ditambahi dengan biaya kos dan kebutuhan makan, minum dan sejenisnya, saat mereka bersekolah atau berkuliah di kota. Yang jelas, tak menambah beban biaya bagi para orang tua mereka.

Desa Pendidikan

Memilih dan menentukan slogan "Desa Pendidikan" untuk sebuah desa yang jauh dari pusaran kota dengan segala kekurangannya, menjadi hal yang menarik dan sarat tantangan. Menarik karena biasanya basis atau pusat pendidikan adanya di pusat kota, bukan di desa.

Sarat tantangan, karena dalam proses 'pendakian' untuk merealisasikan slogan tersebut penuh hambatan, rintangan dan tantangan. Keduanya harus dihadapi dan diperjuangkan oleh semua pihak dengan semangat dan rasa optimistis agar slogan "Desa Pendidikan" bagi Kramatlaban dapat diwujudkan, kemudian menjadi julukan permanen baginya.

Slogan "Desa Pendidikan" ini tak datang secara tiba-tiba, spontan. Ia lahir dari cita-cita dan harapan warganya sejak lama, sebelum kepemimpinan kepala desa yang baru, Sarmat. Jauh sebelumnya, wacana "Desa Pendidikan" ini muncul pada masa kepemimpinan desa Oji Fahruroji (2012-2018) namun masih samar. Dorongan kuat untuk mewujudkan slogan ini muncul kembali setelah Kramatlaban menjuarai Lomba Kampung Sehat, Bersih dan Aman dengan merebut dua kategori juara, yang diselenggarakan Pemda Kabupaten Serang, 2019 (Hikmatyar, 2020)

Cita-cita dan harapan Desa Kramatlaban menjadi Desa Pendidikan tentu menjadi PR bersama. Pekerjaan Rumah ini dikomandoi oleh Kepala Desa, sebagai pimpinan tertinggi di wilayahnya, dan segenap perangkat desa serta seluruh warganya. Bahu membahu, saling mendukung dan bergotong royong untuk merealisasikannya.

Potensi pendidikan menjadi arah atau orientasi pembangunan dan pengembangan Desa Kramatlaban ke depan sangat beralasan. Salah satu indikatornya adalah desa ini telah memiliki infrastruktur atau fasilitas pendidikan yang akomodatif bagi seluruh warganya. Jumlah sekolah, mulai dari TK/PAUD, SDN/MI, MTs, MA, hingga perguruan tinggi ada di desa ini. Jadi, secara fisik harapan menjadi Desa Pendidikan sudah terpenuhi.

Pertanyaan selanjutnya adalah soal mutu atau kualitas. Apakah fasilitas-fasilitas belajar di beberapa sekolah ini telah memenuhi standar? Apakah sekolah-sekolah telah memiliki kelas yang nyaman; meja dan kursi belajar dalam kondisi baik, memiliki perpustakaan, fasilitas olahraga, taman, aula dan sejenisnya yang mendukung pembelajaran bagi peserta didik dengan baik dan nyaman.

Bagaimana nilai akreditasi sekolah-sekolah yang sudah ada? Bagaiman kualitas lulusan (alumni) dari sekolah-sekolah tersebut? Dan sejumlah pertanyaan lainnya yang harus dijawab dengan bukti nyata (evidence) oleh desa ini.  

Pertanyaan lanjutan di atas adalah tantangan dahsyat bagi Kramatlaban untuk mewujudkan desanya menjadi "Desa Pendidikan". Banyak pekerjaan rumah yang harus ditunaikan jika harapan dan cita-cita bersama ini ingin terealisasi.  

Implikasi positif akan didapat dan dirasakan warga jika "Desa Pendidikan" ini terwujud, antara lain; kualitas kehidupan warga desa akan membaik, angka putus sekolah idealnya nihil, tak akan terjadi di wilayah ini, SDM warga desa menjadi semakin berkualitas karena melek literasi, lingkungan warga semakin kondusif, etos kerja warga semakin meningkat, kesadaran untuk hidup sehat dan peduli lingkungan akan menjadi budaya warga. Pada akhirnya ekonomi warga desa akan semakin meningkat berkat pendidikan. Pendidikan sejatinya adalah investasi yang menopang kualitas ekonomi.  

Dukungan, kontribusi dan doa warga masyarakat; tokoh orang tua, pemuda, kiai, ustaz, jawara dan sejenisnya menjadi poin penting untuk merealisasikan harapan dan cita-cita bersama, yaitu mewujudkan Desa Pendidikan bagi Kramatlaban. Dukungan materi dan sokongan imateri dari pihak pemerintah, baik dari kecamatan maupun kabupaten atau provinsi menjadi penentu utama orientasi Kramatlaban menjadi Desa Pendidikan yang berkulaitas, menjadi desa harapan bagi pendidikan warganya.

Kini, slogan Desa Pendidikan bagi Kramatlaban tinggal menunggu Peraturan Kepala Desa terbaru untuk disahkan segera. Harapan dan cita-cita warga seolah menjadi "harga mati" bagi desa ini untuk lepas dari ketertinggalan dalam berbagai hal, termasuk pendidikan. Hasrat untuk maju bersama dalam segala aspek kehidupan menjadi titik tolak menuju desa harapan, yaitu Desa Pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga Desa Kramatlaban. Semoga!

Kota Serang, 02 Desember 2020

--Bung Rifai--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun