Mohon tunggu...
Iip Rifai
Iip Rifai Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Penulis Buku PERSOALAN KITA BELUM SELESAI!, 2021 | Pernah Belajar @Jurusan Islamic Philosophy ICAS-Paramadina, 2007 dan SPK VI CRCS UGM Yogyakarta, 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Iduladha dan Soal Gigi

3 Agustus 2020   01:51 Diperbarui: 3 Agustus 2020   01:56 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iduladha adalah nama lain bagi hari raya kurban. Di sana ada ritual penuh nilai yang diajarkan Ibrahim kepada putranya. Dalam konteks ini, saya tak mau masuk ke dalam wilayah perdebatan teologis antara Islam dan Kristen tentang siapa putra Ibrahim yang disembelih: Ismail atau Ishak?

Menurut Pak Abdul Gaffar Karim, perdebatan di atas adalah serupa lagu lama yang miskin esensi atau substansi. Masih menurut beliau, jika toh mau diperdebatkan, maka objek materinya adalah daging hasil kurban. "Apakah ia akan disate atau disemur?"

Masih dalam suasana Iduladha, saya ingin mengemukakan pertanyaan ringan kepada Anda. "Apakah Anda bagian dari orang yang berkurban di Iduladha tahun ini atau, justru, Anda adalah yang mendapat bagian daging kurban?"

Pertanyaan di atas bukan untuk mengukur kemampuan atau keimanan Anda dalam melaksanakan perintah Tuhan yang termaktub dalam Q.S. Alkautsar: 2, "...dan berkurbanlah!". Pertanyaan tersebut hanya hendak memastikan bahwa Anda di tahun ini bisa mengonsumsi daging kurban dengan baik dan benar.

Perlu dicatat, bahwa daging kurban tak hanya diperuntukkan bagi kaum miskin semata. Kurbani (pelaku kurban) juga mendapatkan haknya dari obyek yang ia kurbankan, tetangga sebelah yang ekonominya menengah pun boleh mendapatkan bagian daging kurban tersebut. Jika mau disederhanakan kira-kira begini: "Setiap orang di hari raya kurban ini berhak mengonsumsi daging kurban dari para kurbani".

Momentum inilah yang kemudian kita sebut sebagai hari raya kaum muslimin untuk makan dan minum. Hal ini diperkuat dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa Iduladha dan Hari Tasyrik (11, 12, 13 Zulhijjah) adalah hari raya bagi kaum muslimin untuk makan-makan dan minum-minum, sejenak tak berpuasa dahulu. Bergembiralah wahai kaum muslimin.

Saya termasuk orang yang bergembira, dalam konteks itu. Limpahan daging kurban tahun ini memberikan warna dan wajah baru bagi kampung saya. 

Kesadaran dan semangat warga setempat untuk berkurban di tengah pandemi justru meningkat tajam, perlu diacungi jempol. Jumlah sapi dan kerbau yang dipotong lebih dari sepuluh ekor, tak termasuk sejumlah kambing.

Kegembiraan saya di atas tak berbanding lurus dengan  kondisi "mesin gigit, potong dan kunyah" (baca: gigi) saya terkini. Kemampuan gigi geraham, baik kanan maupun kiri, untuk mengunyah obyek yang bersifat keras dan alot sudah tak 'seberingas' dulu lagi.

Di samping karena faktor aus dan plak, ia juga memang mengalami kerusakan pada jaringan keras gigi akibat karies. Simpelnya: sangat wajar dan rasional jika geraham saya sekarang menjadi berlubang.

Bisa dipastikan, setiap orang yang memiliki kondisi dan keluhan yang sama dengan saya tak akan baik dan benar (baca : tak seefektif dan seefisien) saat mengonsumsi daging yang kenyal atau alot bahkan keras. Artinya, penurunan kualitas gigi  akan sangat berpengaruh terhadap efektifitas kinerja gigi tersebut.

Dalam kondisi apa pun, jangan lupa, kita harus tetap bersyukur atas nikmat Tuhan yang telah dikaruniakan, termasuk mendapatkan limpahan daging kurban. Penurunan kualitas gigi tak menghalangi kita untuk menyiasati keadaan. Banyak cara yang bisa dilakukan agar kita tetap bisa mengonsumsi daging kurban dengan enjoy. Tutorial soal itu banyak beredar di 'YouTube' tinggal tonton kemudian like, share dan subscribe.

Di hari tasyrik yang ke-3 ini (13 Zulhijjah 1441 H), di mana hari tersebut merupakan hari makan-makan dan minum-minum, saya ingin mengucapkan:  "Selamat Iduadha, kawan-kawan!".

Nilai-nilai spiritual yang diajarkan Nabi Ibrahim adalah esensi dari ibadah kurban itu sendiri. Iduladha bukan hanya soal daging kurban, to'. Ia adalah hanya alat untuk mencapai ketakwaan.

Terakhir, jangan lupa untuk senantiasa merawat gigi Anda agar tetap sehat dan kuat, tidak goyah dan berlubang!
_______________________________
@Gunung Buntung, Padarincang
Senin, 3 Agustus 2020. Pukul 01.18 WIB
| Bung Rifai |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun